Pidato Kenegaraan Terakhir Jokowi Dinilai Paparkan Ketangguhan Ekonomi Indonesia
JAKARTA - Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai memaparkan ketangguhan perekonomian Indonesia.
"Dalam pidato kenegaraan, Presiden Jokowi memaparkan capaian dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menunjukkan ketangguhan dan optimisme," kata Pengamat ekonomi Universitas Jember Adhitya Wardhono, PhD mengutip Antara.
Ia mengatakan pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen untuk tahun 2025. Target itu, meski ambisius, dipandang masih realistis mengingat tren pertumbuhan sebelumnya.
Pemerintah berkomitmen untuk menjaga daya beli masyarakat melalui pengendalian inflasi, penciptaan lapangan kerja, serta dukungan program bantuan sosial dan subsidi.
"Yang perlu dicatat adalah indeks keyakinan konsumen kita sebenarnya relatif rendah dalam setahun ini, yang menunjukkan adanya ketidakyakinan konsumen atas ekonomi terkini," tuturnya.
Menurutnya pemerintah tetap waspada terhadap dinamika ekonomi global, meskipun fokus utamanya adalah pada penguatan permintaan domestik yang tercermin dari asumsi-asumsi ekonomi makro yang digunakan.
Selain itu juga termasuk proyeksi nilai tukar Rupiah sekitar Rp16.100 per dolar Amerika Serikat (AS) dan inflasi yang dijaga pada kisaran 2,5 persen.
"Target pertumbuhan itu akan sangat bergantung pada efektivitas implementasi kebijakan dan kemampuan pemerintah dalam menavigasi ketidakpastian global. Pemerintah tidak sendiri, perlu kolaboratif dengan Bank Sentral dalam menghela besaran moneter seperti inflasi dan juga nilai tukar," ucap pakar ekonomi itu.
Baca juga:
Adhitya mengatakan strategi pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Presiden Jokowi menunjukkan pendekatan yang komprehensif dan realistis.
Kombinasi antara penguatan permintaan domestik, peningkatan nilai tambah produk ekspor, dan menjaga stabilitas makroekonomi diharapkan dapat menjadi pondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
"Namun, tantangan tetap ada, dan keberhasilan strategi ini akan sangat bergantung pada konsistensi implementasi kebijakan serta kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi global," ujarnya.
Secara keseluruhan, lanjut dia, strategi kebijakan moneter dan fiskal yang disampaikan menunjukkan optimisme pemerintah.
Namun implementasi yang hati-hati dan adaptif terhadap dinamika ekonomi global akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan.