Kongres AS Minta Penjelasan Meta Terkait Iklan Obat-obatan Terlarang di Platformnya
JAKARTA - Sebanyak 19 anggota Kongres Amerika Serikat mengirimkan surat kepada Meta untuk menjelaskan alasan mengapa banyak iklan terkait obat-obatan terlarang masih muncul di Instagram, Facebook, Messenger, dan WhatsApp.
Surat tersebut dirilis setelah laporan dari Tech Transparency Project (TTP) menemukan adanya ratusan iklan terkait kokain, ekstasi, dan obat-obatan terlarang lainnya muncul di platform perusahaan tersebut.
Dalam surat tersebut, Walberg dan rekan-rekannya menuliskan keprihatinannya terhadap dampak yang akan terjadi terhadap anak-anak dan remaja.
"Pada tahun 2022, rata-rata 22 anak di bawah umur, usia 14 hingga 18 tahun, meninggal di AS setiap minggu akibat overdosis obat. Hal ini bukan disebabkan oleh peningkatan penggunaan obat-obatan terlarang, melainkan oleh kandungan obat-obatan yang menjadi lebih mematikan karena masuknya fentanil ke Amerika Serikat,” tulis anggota Kongres dalam surat tersebut.
Dan menurut Tim Walberg, Fentanil sering sekali ditemukan dalam oxycodone palsu, benzodiazepin, dan pil resep lainnya yang semua ditemukan di platform Meta, termasuk dalam iklan.
"Meta tampaknya terus mengabaikan tanggung jawab sosialnya dan menentang pedoman komunitasnya sendiri. Melindungi pengguna daring, terutama anak-anak dan remaja, adalah salah satu prioritas utama kami. Kami terus-menerus khawatir bahwa Meta tidak mampu melaksanakan tugasnya dan kelalaian tugas ini perlu ditangani,” lanjutnya.
Surat tersebut juga meminta perincian tentang kebijakan Meta untuk menegakkan aturan terhadap iklan terkait obat-obatan terlarang, serta informasi tentang berapa kali iklan yang dilaporkan dilihat dan diinteraksikan. Para anggota Kongres memberi Meta batas waktu hingga 6 September untuk membalas.
Seorang juru bicara Meta mengatakan kepada Engadget bahwa perusahaan milik Mark Zuckerberg itu berencana untuk menanggapi surat tersebut.