Megawati: Mensos Risma Makin Kurus Karena Lihat Jompo di Kolong Jembatan
JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyebut mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini makin kurus semenjak menjabat sebagai Menteri Sosial.
Dia menyebut, hal ini terjadi karena Risma prihatin kerap melihat dan bertemu dengan anak-anak dan lansia terlantar di kolong jembatan.
“Saya melihat, waduh, mbak Risma kok wes kurus dah, baru juga berapa lama jadi menteri. Makan hati dia karena apa? Ngelihatin orang jompo lah di kolong jembatan," katanya dalam pidato yang disampaikan di sela peluncuran buku Merawat Pertiwi yang disiarkan di akun YouTube PDI Perjuangan, Rabu, 24 Maret.
Tak hanya itu, Megawati juga menceritakan Risma kerap menangis saat curhat perempuan dan anak Indonesia yang kerap mengalami kekerasan dalam kehidupan rumah tangga. Tak jarang Megawati memberi semangat kepada Risma agar tak putus asa menyelesaikan masalah tersebut.
"Gimana ya Bu? Lah itu tugasmu. Lah iya, tapi kalau kayak gini kabeh (seperti ini semua) lalu gimana? Itulah tugas kita menyelamatkan anak bangsa ini," ujarnya.
Baca juga:
- Mensos Risma Mendadak jadi Motivator, Bakar Semangat Mahasiswa Poltekesos Bandung dan Beri Tantangan
- Mensos Risma Bawa Kabar Gembira! Bansos Kemensos Maret-April Cair Akhir Bulan
- Tolong Diingat Pesan Mensos Risma: Bantuan Pemerintah Sia-sia Jika Tak Disiplin Prokes
- Mensos Risma Blusukan Hingga ke Jambi, Janji Perhatikan Suku Anak Dalam dan Beri Bantuan Teknologi
Perihal kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, Megawati meminta agar mereka tidak diam saja. Termasuk, jika kekerasan ini dilakukan oleh suami sendiri.
“Kalau dikampleng bapak, laporkan saja. Karena undang-undangnya sudah ada. Saya yang buat UU KDRT dan perlindungan anak. Jangan takut dicerai suami. Suami kalau begitu ngapain? Maaf beribu maaf ya. Apa yang kalian lakukan? Keluarga kan semestinya dinaungi, diberi kesehatan, diberi pendidikan," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia menyampaikan pesan terhadap kadernya. Bagi kader laki-laki, Presiden ke-5 RI ini meminta agar mereka tak jadi pelaku tindak kekerasan.
Sementara kader perempuan, kata dia, harus berani bersuara jika mengalami kekerasan. Selain itu, kader PDIP harus berani membela jika ada korban kekerasan di dalam rumah tangga.
"Bayangkan ada yang dibegitukan, kita mestinya membela. Jangan dibiarkan saja. Akhirnya ada saya lihat di TV, saking si istri sudah menahan, sudah tak tahan, mengamuk dan suami dibunuh. Waduh drama korea banget," pungkasnya.