Kepala Staf Kepresidenan Ukraina Tepis Anggapan Pertemuan Puncak Perdamaian Awal dari Perundingan dengan Rusia
JAKARTA - Kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Hari Kamis, pertemuan puncak perdamaian kedua yang dipimpin Kyiv tidak boleh dianggap sebagai awal perundingan dengan Rusia.
Berbicara kepada media Evropeiska Pravda, Andriy Yermak mengatakan tujuan dari pertemuan puncak kedua adalah untuk menyetujui rencana perdamaian yang disetujui bersama oleh para peserta yang kemudian dapat diajukan ke Rusia.
"Ada kemungkinan perwakilan Rusia menghadiri pertemuan puncak kedua yang kepadanya rencana ini dapat diserahkan," katanya, melansir Reuters 9 Agustus.
"Seseorang tidak boleh menganggap pertemuan puncak kedua sebagai awal perundingan dengan Rusia," tegas Yermak.
Sebelumnya, para peserta pada pertemuan puncak perdamaian yang diadakan pada Bulan Juni di Swiss tanpa Rusia sepakat untuk mengambil langkah-langkah pada isu-isu tertentu seperti ketahanan pangan, isu-isu kemanusiaan, pengembalian tahanan dan energi.
Belakangan, Presiden Zelensky mengatakan Ukraina ingin mengadakan pertemuan puncak kedua tahun ini dengan kehadiran perwakilan Rusia.
Dalam komentarnya kepada Evropeiska Pravda, Yermak mengatakan isu-isu lain harus ditangani yang mana posisi bersama lebih sulit dicapai, termasuk penarikan pasukan Rusia dan pemulihan perbatasan negara pasca-Soviet tahun 1991.
Baca juga:
- Pejabat PBB Sebut Kekerasan Israel Terhadap Tahanan Palestina Adalah Kejahatan Perang
- Israel Larang Imam Besar Syekh Ekrima Sabri Memasuki Masjid Al Aqsa
- Sang Istri Sebut Mendiang Pemimpin Oposisi Rusia Navalny Seharusnya Jadi Bagian dari Pertukaran Tahanan
- Sang Istri Sebut Mendiang Pemimpin Oposisi Rusia Navalny Seharusnya Jadi Bagian dari Pertukaran Tahanan
Ia mengatakan Ukraina ingin masalah-masalah tersebut berjalan cepat, meskipun belum pasti pertemuan kedua dapat berlangsung pada tahun 2024.
"Kami ingin ini terjadi, tetapi ada kondisi yang tanpanya pertemuan puncak kedua tidak dapat berlangsung," katanya, mengacu pada penyusunan rencana perdamaian bersama.
Diketahui, Rusia menganggap pertemuan puncak perdamaian pertama tidak ada artinya tanpa partisipasi Moskow.