Kepala Staf IDF Sebut Jabatan Baru Tidak Membuat Israel Berhenti Memburu Yahya Sinwar

JAKARTA - Kepala Staf Israel Defense Forces (IDF) Letjen Herzi Halevi mengatakan, jabatan baru Yahya Sinwa tidak membuat Israel berhenti memburunya, menilainya bertanggung jawab atas serangan ke wilayah selatan negara itu Oktober lalu.

Kelompok militan Palestina Hamas awal pekan ini mengumumkan pemilihan Yahya Sinwar sebagai Kepala Biro Politik yang baru menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas dibunuh.

Letjen Halevi mengatakan, jabatan baru Sinwar tersebut tidak akan menghentikan Israel memburu Yahya Sinwar.

"Yahya Sinwar kemarin menerima jabatan baru, dia adalah Kepala Biro Politik Hamas. Gelar ini, yang bersifat politis, tidak akan membebaskannya dari kenyataan bahwa ia adalah seorang pembunuh yang terlibat dalam seluruh perencanaan dan pelaksanaan kejadian pada tanggal 7 Oktober, dan oleh karena itu perubahan gelarnya tidak hanya tidak akan menghalangi kami untuk mencarinya, melainkan memacu kami," kata Letjen Halevi, melansir The Times of Israel 8 Agustus.

Sedikitnya 1.200 orang tewas dan 250 lainnya ditangkap sebagai sandera, saat kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan negara itu pada 7 Oktober 2023.

Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan udara, blokade dan operasi darat di wilayah Gaza.

Sumber-sumber medis Gaza pada Hari Rabu melaporkan, sedikitnya 24 warga sipil tewas 110 lainnya luka-luka akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir, dikutip dari WAFA.

Itu menjadikan jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan Israel sejak konflik terbaru pecah 7 Oktober 2023 lau telah mencapai 39.677 jiwa, sementara korban luka-luka mencapai 91.645 orang.

Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam serangan di tempatnya bermalam di Teheran pekan lalu, usai menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian Selasa pekan lalu.

Hamas pun mengumumkan pengangkatan Sinwar sebagai Kepala Biro Politik menggantikan Haniyeh.

"Kami akan berusaha untuk menemukannya, menyerangnya, dan (menyebabkan Hamas) mengganti kepala biro politik sekali lagi," kata Letjen Halevi.

Israel berada dalam siaga tinggi, usai serangan yang menewaskan komandan militer senior Hizbullah Fuad Shukr di Beirut, Lebanon pekan lalu.

Sehari setelah, Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam serangan di Teheran, Iran, usai menghadiri pelantikan presiden terpilih Masoud Pezeshkian.

Berbeda dengan klaim terhadap serangan di Beirut, Israel tidak merespons mengenai serangan di Teheran. Iran dan Hamas menyebut Israel terkait pembunuhan Haniyeh. Namun, kedua peristiwa itu menambah tensi di Timur Tengah yang sudah memanas akibat konflik di Gaza.