Malaysia-Singapura Bersatu Bangun KEK Baru, Luhut: Indonesia Tak Takut Bersaing

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Indonesia akan memiliki pesaing, karena Malaysia dan Singapura sedang mengembangkan special economic zone (SEZs), atau kawasan ekonomi khusus (KEK) di Johor, Malaysia Selatan.

Hal ini disampaikan Luhut saat meresmikan pabrik bahan anoda baterai litium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah, pada Rabu, 7 Agustus.

“Kita akan memiliki pesaing dalam pengembangan KEK dari Johor dan Singapura yang pada awal tahun ini akan ditandatangani koridor special economic zone. Di mana Johor akan menjadikan lahan dan sumber daya energi yang kompetitif, di mana Singapur mendukung dengan kualitas SDM yang tinggi,” katanya dikutip dari YouTube Sektetariat Presiden, Rabu, 7 Agustus.

Luhut mengaku tidak takut bersaing dengan kedua negera tersebut. Dia bilang Indonesia siap berkompetisi dengan Malaysia dan Singapura sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Bapak Presiden selalu mengatakan kita kompetitif, kita harus kompetisi, kami tidak takut bersaing dengan mereka. Karena kita juga memiliki modal dan kekuatan yang baik serta kredibilitas kepercayaan yang selama ini sudah kita bangun,” ucapnya.

Dengan persaingan yang ketat, sambung Luhut, kredibilitas punya peran yang sentral. Dia bilang Indonesia tidak bisa bersaing untuk mendatangkan investor jika hanya mengandalkan insentif.

“Kredibilitas ini sangat penting, karena ini akan menjadi dasar kepercayaan bagi investor. Kita tidak dapat bersaing lagi dengan negara-negara tetangga hanya sekadar mengandalkan insentif,” katanya.

“Tidak hanya insentif, tetapi kredibilitas dan kepercayaan menjadi faktor kunci yang harus kita pertahankan,” sambung dia.

Luhut juga menekankan Indonesia tidak dapat dianggap enteng oleh negara lain, apalagi diatur-atur.

Karena itu, dia meminta semua pihak untuk mengawal kebijakan dan kredibilitas yang sudah dibangun Presiden Jokowi.

“Karena itu kita semua pembantu presiden harus betul-betul mengantar semua, mengawal semua peraturan-peraturan ini dengan baik. Kita harus menjaga kredibilitas Bapak Presiden yang sudah dibangun selama 10 tahun,” ucapnya.