JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan cadangan devisa tahun 2024 akan meningkat menjadi 150 miliar dolar AS dibandingkan pada akhir tahun 2023 sebesar 146,4 miliar dolar AS.
Josua menyampaikan ada potensi untuk arus modal masuk yang berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan cadangan devisa hingga akhir tahun 2024.
"Prospek global yang menunjukkan perbaikan relatif, ada potensi untuk arus modal masuk yang berkelanjutan, yang selanjutnya dapat meningkatkan cadangan devisa hingga akhir tahun 2024," ucapnya dalam keterangannya, Rabu, 7 Agustus.
Josua menyampaikan salah satu pendorongnya yaitu berasal dari The Fed diperkirakan yang akan memangkas suku bunga kebijakan lebih dari satu kali pada akhir tahun 2024, menyusul sinyal dovish dari pertemuan FOMC terakhir di bulan Juli lalu, kami mengantisipasi peningkatan sentimen risk-on investor.
Menurut Josua hal ini dapat meningkatkan arus modal masuk ke pasar portofolio. Selain itu, pertumbuhan PDB Indonesia yang relatif tangguh di kuartal II 2024, meskipun ekonomi global melambat, memperkuat prospek positif bagi perekonomian Indonesia dan dapat menarik investasi asing langsung (FDI).
Meski begitu, Josua menyampaikan, terdapat risiko penurunan, terutama terkait potensi melebarnya twin deficit.
"Menurunnya surplus perdagangan yang didorong oleh normalisasi harga komoditas dan melemahnya permintaan global, dikombinasikan dengan permintaan domestik yang kuat, menimbulkan risiko pelebaran defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD)," imbuhnya.
BACA JUGA:
Selain itu, Josua menyampaikan prospek pelebaran defisit fiskal dapat mengurangi daya tarik pasar obligasi domestik, bahkan di tengah kondisi The Fed yang lebih dovish.
Adapun, Josua menyampaikan risiko lain termasuk kemungkinan perlambatan ekonomi global yang lebih parah yang berpotensi mengarah ke resesi yang dapat menutupi sentimen risk-on, meningkatnya ketegangan geopolitik di beberapa wilayah yang menyebabkan lonjakan permintaan untuk aset-aset safe haven, dan ketidakpastian kondisi politik di negara-negara Barat.
Oleh sebab itu, Josua memperkirakan cadangan devisa tahun 2024 akan meningkat menjadi 150 miliar dolar AS dibandingkan 146,4 miliar dolar AS pada akhir tahun 2023.
"Kami memperkirakan nilai tukar Rupiah akan terapresiasi dari level saat ini menjadi sekitar Rp15.800 - Rp16.000 per dolar AS pada akhir tahun 2024 dibandingkan dengan Rp15.397 per dolar AS pada akhir tahun 2023," pungkasnya.