Rugi Besar atau Kecil jadi Hitungan Afrika Selatan Tetapkan Lockdown
JAKARTA - Dalam mencegah penyebaran COVID-19 yang semakin menggila, banyak negara di dunia mengambil langkah untuk menutup akses atau lockdown sebagai siasat. Perihal lockdown sendiri awalnya telah di ambil oleh China, hingga diadopsi oleh negara Eropa, Asia, dan kemudian Afrika Selatan menyusul membelakukan kebijakan tersebut.
Senin, 23 Maret, Afrika Selatan secara resmi mengumumkan kepada warga negaranya terkait kebijakan lockdown. Kebijakan itu akan diberlakukan selama tiga pekan atau 21 hari demi meredam penyebaran COVID-19.
Seperti dilansir CNN, pemerintah Afrika Selatan, lewat Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan, opsi lockdown akan dimulai pada Kamis dinihari, 26 maret. Sekalipun pengumuman itu sedikit mendesak, dirinya meminta warga Afrika Selatan untuk segera melakukan social distancing dan bersiap mengisolasi diri di dalam rumah.
Meski begitu, selama lockdown, mereka tetap dizinkan untuk meninggalkan rumah guna keperluan membeli makanan, pasokan medis, mengumpulkan dana bantuan sosial atau mencari perawatan medis. Karenanya, semua toko dan pusat bisnis akan ditutup, kecuali apotek, supermarket, pom bensin, bank serta penyedia layanan kesehatan dan keuangan lain.
Baca juga:
Tak hanya itu, personel penting yang berada di garda terdepan perlawanan COVID-19, termasuk petugas perawatan kesehatan, personel darurat dan keamanan pun telah disiagakan, termasuk pula pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan. Mereka akan dikerahkan untuk membantu satuan kepolisiaan di Afrika Selatan.
"Tindakan cepat, segera dan luar biasa sangat diperlukan kala kita ingin menghindari biaya besar dari penyebaran COVID-19," kata Ramaphosa, seraya menambahkan bahwa jika bangsanya gagal bertindak cepat, hal itu bisa menjadi sebab "bencana manusia dalam proporsi yang sangat besar."
Bagaimana tidak, jumlah pasien COVID-19 di negara itu telah meningkat enam kali lipat sejak negara mengumumkan COVID-19 sebagai bencana nasional. Kejadian tersebut membuat Afrika Selatan terpukul, apalagi sebelumnya warga negera tersebut masih mati-matian dalam melawan penyakit AIDS dan TBC dalam jumlah besar.
"Tindakan yang kami ambil sekarang akan memiliki dampak ekonomi yang begitu besar. Tetapi, kami yakin bahwa biaya untuk tidak bertindak sekarang akan jauh lebih besar,” ujar Ramphosa.