Mazda Tunda Kemunculan CX-90 PHEV di Australia, Ini Penyebabnya

JAKARTA - Mazda berniat untuk memperluas model elektrifikasi di berbagai wilayah, termasuk Australia. Pabrikan dari Jepang ini berniat untuk hadirkan versi Plug-In Hybrid (PHEV) dari CX-90 di negeri kanguru pada akhir tahun ini, namun itu ditunda dan kemungkinan hadir pada 2025 mendatang.

Marketing Director Mazda Australia Alastair Doak, mengatakan bahwa model tersebut akan tiba ‘sesegera mungkin’ di negara tersebut dengan tidak menyebutkan kepastian tanggalnya. Namun, ia memiliki beberapa alasan mengapa kehadiran SUV tersebut ditunda.

“Ini lebih rumit dari sekedar mengambil mesin dan memberinya ke mobil karena model tersebut tidak memenuhi homologasi dengan standar Uni Eropa (UE) karena tidak dijual di sana,” kata Doak dikutip dari Drive, Senin, 5 Agustus.

Ia menjelaskan bahwa ada beberapa kendala yang harus diatasi sebelum mobil PHEV Mazda dijual di Australia dan ini yang tengah dilakukan oleh pihaknya.

“Artinya, ini adalah proses yang dimulai dari awal, dan itu mencakup pengujian fisik untuk mendapatkan beberapa datanya,” ujar Doak.

Namun, ia juga menyadari bahwa banyak calon pembeli sudah menantikan kehadiran model tersebut dan berharap pihaknya bisa membawa CX-90 PHEV ke pasar tersebut secepat mungkin.

“Kami berada dalam antrean, semua orang tahu keinginan kami untuk itu, jadi mari kita lihat,” tambah Doak.

SUV berdimensi besar ini hanya tersedia di pasar Amerika Utara dengan mengusung mesin bensin 2,5 liter dan motor listrik berkekuatan 68 kW yang sama seperti CX-60 versi PHEV.

Dengan demikian, mobil tersebut diklaim dapat menghasilkan tenaga 323 dk dan torsi 500 Nm digabungkan dengan baterai berkapasitas 17,8 kWh.

Di pasar Amerika Utara, CX-90 hadir dengan dua varian yakni Premium Sport dan Premium Plus dengan harga mulai dari 54.900 hingga 57.950 dolar AS (Rp886 jutaan sampai Rp935,3 jutaan).

Model ini menjadi penantang bagi beberapa model seperti Volvo XC90 Recharge, Jeep Grand Cherokee 4xe, serta BMW X5 50e di pasar kendaraan PHEV Australia.