Menhan AS Cabut Kesepakatan Negosiasi Dalang Serangan 9 September yang Bikin Kontroversi

JAKARTA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lylod Austin mencabut kesepakatan negosiasi dalang serangan 11 September (9/11) Khalid Sheikh Mohammed dan 2 orang kaki tangannya.

Dilansir ABC News, Sabtu, 3 Agustus, Menhan Austin mengambil alih pengadilan militer di Guantanamo usai pengumuman kesepakatan negosiasi memunculkan kontroversi di publik AS.

Keputusan ini menandakan tetap berlakunya hukuman mati bagi tiga dari lima terdakwa 9/11. Sebelumnya dalam kesepakatan negosiasi dengan pelaku (plea bargain) dalang serangan 11 September dapat dimungkinkan lolos dari hukuman mati sebagai imbalan atas pengakuan bersalah terkait serangan terhadap World Trade Center

Langkah Austin diam-diam diumumkan oleh Departemen Pertahanan dalam memo dari Austin yang diposting di situs pers Pentagon Jumat, 2 Agustus malam.

Austin menulis memo ke pensiunan Brigjen Susan K Escallier yang sebelumnya menyetujui kesepakatan pembelaan untuk Mohammed, Walid bin Attash dan Mustafa al-Hawsawi.

Austin mengatakan dia mengambil alih tanggung jawab atas kasus-kasus tersebut.

“Saya telah memutuskan bahwa, mengingat pentingnya keputusan untuk mengadakan perjanjian pra-persidangan dengan terdakwa dalam kasus yang disebutkan di atas, tanggung jawab atas keputusan tersebut harus berada di tangan saya sebagai otoritas tertinggi yang mengadakan pertemuan berdasarkan Undang-Undang Komisi Militer. tahun 2009," tulis Austin.

“Segera berlaku efektif, dengan ini saya menarik kewenangan Anda dalam kasus yang disebutkan di atas untuk mengadakan perjanjian praperadilan dan menyerahkan kewenangan tersebut kepada diri saya sendiri,” lanjut Austin.

Di bawah wewenang ini Austin mengatakan, "Dengan ini saya menarik diri dari tiga perjanjian pra-persidangan yang Anda tandatangani pada tanggal 31 Juli 2024 dalam kasus yang disebutkan di atas."