Temuan Skandal Uji Sertifikasi Toyota Bertambah, Pengiriman Salah Satu Model Ditangguhkan

JAKARTA - Drama skandal uji sertifikasi yang dilakukan Toyota belum juga berakhir. Pasalnya, ada beberapa tambahan model yang ditemukan terlibat kasus yang menggelayuti produsen mobil terbesar di dunia ini.

Dilansir dari laman resmi pabrikan, Jumat, 2 Agustus, sejumlah model kembali terdampak skandal uji sertifikasi tabrak terdiri dari Prius dan Mebius (Daihatsu) serta RX (Lexus) keluaran 2014-2015 yang gagal pada tes perlindungan pejalan kaki.

Selain itu, SUV RAV4 produksi 2017 diketahui tersandung kegagalan pada uji pencegahan perpindahan beban. Kemudian, ada model Camry dan Altis (Daihatsu) produksi 2017 karena kekeliruan pada pengujian uji dampak kemudi.

Tidak hanya sampai di situ, Toyota juga alami kegagalan pengujian perangkat pelindung penghuni di interior melibatkan model Noah, Voxy, dan Landy (Suzuki) produksi 2021 lalu. Kemudian, dua model lainnya yakni Harrier keluaran 2022 dan Lexus LM tahun 2023 tersandung kekeliruan pengujian tabrak samping dan uji tumbukan sisi tiang.

Kasus yang disebutkan di atas telah dilaporkan ke otoritas setempat, termasuk dengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata (MLIT), demi memastikan kepatuhan terhadap standar. Pengguna kendaraan yang terdampak tidak perlu berhenti menggunakan kendaraannya.

“Dengan sangat menyesal kami tidak dapat menjalankan operasi sertifikasi kami dengan baik, dan kami meminta maaf kepada para pemangku kepentingan atas segala kekhawatiran atau ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan pada mereka,” tulis Toyota dalam sebuah pernyataannya.

Pabrikan dari Jepang ini bersama MLIT menyebut bahwa kegagalan ini disebabkan oleh sejumlah faktor di tempat dan manajemen.

Faktor di tempat ialah tidak jelasnya aturan operasional internal untuk menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk permohonan sertifikasi, kemudian klarifikasi dan pengelolaan sumber daya yang diperlukan untuk proses sertifikasi tidak memadai, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya sertifikasi.

Sementara dari sisi manajerial, mereka menyebut bahwa terdapat kurangnya pemahaman dan keterlibatan manajemen eksekutif dalam keseluruhan proses sertifikasi.

“Berdasarkan pemahaman di atas, kami akan meninjau struktur dan sistem untuk melaksanakan operasi sertifikasi yang benar, memperjelas sekali lagi tanggung jawab dan wewenang proses sertifikasi, dan terus meningkatkan infrastruktur kami, termasuk pengelolaan data yang akurat,” kata pabrikan.

Sebelumnya pada 3 Juni, skandal serupa melibatkan model seperti Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross di Jepang dan sempat ditangguhkan produksinya. Namun, pabrikan berencana memulai kembali produksi pada September mendatang.

Namun, pengiriman model seperti Voxy dan Noah telah ditangguhkan sejak akhir Juli karena adanya insiden ini.

“Sekali lagi, kami dengan tulus meminta maaf kepada para pemangku kepentingan atas segala kekhawatiran atau ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” tutup Toyota.