Jaminan Ketersediaan Bahan Pokok dari Pemerintah Selama Pandemi COVID-19
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementrian Perdagangan memastikan amannya ketersediaan bahan pokok di tengah wabah virus corona atau COVID-19. Sehingga, masyarakat tak perlu khawatir hingga berujung panic buying.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Suhanto mengatakan, pemerintah sudah melakukan langkah-langkah untuk menjaga ketersediaan bahan pokok. Pemerintah pun mengimpor beberapa kebutuhan pokok yang sudah menipis.
Selain itu, untuk menjaga kestabilan harga Kementerian Perdagangan akan menggandeng aparat penegak hukum atau Satgas Pangan untuk mengawasi proses jual beli dan pendistribusian.
"Kami dari kementerian perdagangan setiap hari memantau harga kebutuhan bahan pokok dari 34 provinsi di Indonesia. antara lain, beras, minyak goreng, tepung terigu, kedelai, daging sapi, telur ayam dan bawang merah, serta bawang putih dan gula," ucap Suhanto di Graha BNPB, Jakarta, Rabu, 25 Maret.
Meski demikian, dia mengakui, harga beberapa sembako seperti gula pasir dan bawang putih mengalami kenaikan. Akan tetapi, masyarakat tak perlu memusingkannya karena pemerintah sudah mengambil langkah untuk mendatangkan dari negara lain dan berharap bisa menekan harga serta menambah ketersediaannya di masyarakat.
"Berikutnya bawang putih, untuk pasokan bawang putih Kemendag menyetujui impor bawang putih 150 ribu ton dan sudah masuk 11 ribu ton," kata Suhanto.
Baca juga:
Sementara, untuk mencukupi kebutuhan gula pasir, pemerintah bersama dengan pengusaha akan mengimpor bahan baku. Kemudian akan diproses menjadi gula konsumsi dan selanjutnya segera dipasarkan di dalam negeri. Rencananya, sekitar 550 ton raw sugar dalam waktu dekat akan dikirim ke Indonesia.
Selanjutnya untuk ketersediaan daging, pemerintah sudah menugaskan BUMN dan Bulog untuk mengimpor sebanyak 70 ribu ton daging kerbau. Saat ini, prosesnya pun sudah masuk dalam tahap pemasokan.
"Harapannya sebelum ramadan daging ini sudah masuk di pasaran dan tentunya akan menstabilkan harga," ungkap Suhanto.
Terakhir, tentang ketersediaan beras, pemerintah memastikan pasokannya aman. Sebab, berdasarkan data yang ada, Bulog menguasai 1,5 juta ton. Sehingga, kapan pun jika tak terkendala bisa didistribusikan ke toko-toko atau retail diberbagai daerah.
"Bulog sudah bekerja sama dengan ritel modern di seluruh Indonesia. Harapan kami dengan kerjasama ini, beras medium dari Bulog dapat ditemui oleh masyarakat di retail-retail modern yang umumnya sekarang di Indonesia sudah ada di masing-masing kota ataupun kabupaten," tandasnya.