SPKS Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit di Seluruh Indonesia

JAKARTA - Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) menyatakan terus berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas petani kelapa sawit di seluruh Indonesia melalui berbagai program pelatihan dan pendampingan yang konsisten.

Menurut Ketua SPKS Nasional Sabarudin, komitmen tersebut guna menjaga produksi kelapa sawit terutama bagi perkebunan kelapa sawit swadaya, sekaligus turut mendukung perekonomian negara.

"Tujuan utama kami adalah meningkatkan kesejahteraan petani sawit melalui perbaikan tata kelola dan keberlanjutan," katanya di Jakarta, dikutip dari Antara, Sabtu 27 Juli.

Dikatakannya, pihaknya telah mengadakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi petani kelapa sawit yang mana setiap tahun mencakup 1.000 hingga 1.500 petani sawit yang tersebar di 22 kabupaten.

Pelatihan tersebut mencakup manajemen koperasi, keuangan, serta tata kelola yang baik untuk mendukung sistem sertifikasi seperti ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) dan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).

"Kami menyediakan berbagai materi pelatihan, termasuk buku saku, yang dibagikan secara gratis kepada petani. Langkah ini adalah bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kualitas pengelolaan perkebunan kelapa sawit," ujar Sabarudin dalam keterangannya.

SPKS juga berfokus pada penguatan kelembagaan dan legalitas lahan petani sawit, lanjutnya, melalui pemetaan dan pendataan lahan membantu petani mendapatkan kepastian hukum atas lahan mereka, yang menjadi dasar untuk perbaikan tata kelola.

Selain itu, serikat berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk membantu petani memperoleh sertifikat tanah hak milik (STDB).

"Banyak petani swadaya yang tidak memiliki akses layanan pelatihan karena tidak terdata dengan baik di tingkat kabupaten atau provinsi. Kami berupaya mengatasi hal ini dengan fokus pada mereka yang membutuhkan dukungan," katanya.

Terkait sejumlah upaya yang dilakukan tersebut SPKS memperoleh Anugerah Medbun Award 2024 sebagai "Organisasi Petani yang Bekerja Nyata Melatih Petani Sawit".

Sabarudin menyatakan dengan diterimanya apresiasi tersebut pihaknya akan terus memberikan manfaat dan pelayanan kepada anggotanya, serta meningkatkan kinerja organisasi dalam perbaikan tata kelola sawit nasional.

"Dengan adanya apresiasi ini, kami berharap dapat meningkatkan kinerja organisasi, termasuk SPKS, dalam melakukan perbaikan tata kelola sawit nasional ke depannya," katanya.

Pada kesempatan itu, SPKS juga menyatakan komitmen mendukung program pemerintah dalam mencapai target sertifikasi ISPO yang mana tahun ini, SPKS menargetkan sembilan koperasi mencakup area sekitar 7.000 hektare di berbagai kabupaten, termasuk Kampar, Aceh Utara, dan Sanggau dengan total anggota sekitar 3.000 petani untuk masuk dalam proses sertifikasi ISPO.

Selain sertifikasi, lanjutnya, pihaknya juga berperan aktif dalam program peremajaan sawit rakyat (PSR) dengan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (PDPKS).

"Dengan dukungan yang konsisten, kami berkomitmen untuk terus mendampingi petani sawit dalam setiap langkah mereka menuju pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan," ujar Sabarudin.