Turun Peringkat Sejak 2023, Logistics Performance Index Indonesia jadi 63 dari 139 Negara

JAKARTA - Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, menghadapi tantangan logistik unik yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.

Ketua Pusat Studi Logistik dan Pengembangan Wilayah (SAT-Logwil) Yeremias Ndoen menuturkan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, namun, kondisi logistik Indonesia belum mengalami peningkatan signifikan.

“Logistics Performance Index (LPI) Indonesia turun dari ranking 46 tahun 2018 menjadi rangking 63 dari 139 di tahun 2023,” kata Yeremias dalam keterangannya, Jumat, 26 Juli.

Ia juga mengatakan, Indonesia masih terdapat berbagai masalah dan potensi perbaikan untuk sistem logistik.

“Sejak dikeluarkannya Perpres Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sislognas sampai dengan saat ini di mana terjadi berbagai perubahan situasi dan tren global supply chain, terutama terkait dengan ASEAN single market, yang berpotensi menimbulkan tantangan dan risiko baru terhadap sistem logistik nasional,” ungkapnya.

Terlepas dari berbagai kekurangan metodologis dan data perhitungan LPI, posisi ranking Indonesia yang tidak meningkat signifikan ini menunjukkan masih terdapat berbagai masalah dan potensi perbaikan untuk sistem logistik di Indonesia.

“Potensi perbaikan ini dapat muncul dari sisi regulasi, kelembagaan, pembangunan infrastruktur, strategi operasional, pembiayaan, sampai dengan pengembangan SDM di bidang logistik,” papar Yeremiah dalam sebuah diskusi di ITB Bandung.

“Yang paling penting adalah, sistem logistik nasional dari sisi sisi regulasi, kelembagaan, pembangunan infrastruktur, strategi operasional, pembiayaan, sampai dengan pengembangan SDM,” ucapnya.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, negara telah melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan indeks logistik Indonesia yang saat ini memiliki skor total 3,0 atau berada di peringkat 61, yakni terus menggenjot terciptanya ekosistem logistik nasional (national logistics ecosystem/NLE) dengan simplifikasi proses bisnis layanan, kolaborasi platform antar penyedia jasa logistik, dan kemudahan pembayaran (single billing).