KPUPR: Daya Saing RI Masuk Peringkat 3 Besar Asia Tenggara, Kalahkan Singapura dan Thailand

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) resmi meluncurkan Konstruksi Indonesia (KI) 2024. Acara ini merupakan bentuk apresiasi terhadap kontribusi masyarakat jasa konstruksi sekaligus sebagai media pertukaran informasi antar stakeholders konstruksi.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Konstruksi Kementerian PUPR Abdul Muis mengatakan, pembangunan infrastruktur menjadi instrumen utama untuk mengejar ketertinggalan menuju Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur telah menjadi prioritas pemerintah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

"Pembangunan infrastruktur telah menjadi poros prioritas pemerintah dalam 10 tahun terakhir ini dan menghasilkan pembangunan yang sangat masif untuk mendorong peningkatan daya saing nasional," ujar Abdul Muis dalam Launching Konstruksi Indonesia di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa, 23 Juli.

Hal itu terbukti dari Indonesia yang berhasil menjadi negara dengan peningkatan peringkat daya saing tertinggi di dunia. Berdasarkan riset dari International Institute for Management Development (IMD), Indonesia berada pada peringkat 27 dari 67 negara.

"Dapat saya sampaikan bahwa Indonesia menjadi negara dengan peningkatan peringkat daya saing tertinggi di dunia, yang mana pada 2024 ini daya saing nasional RI berada di peringkat 27 dunia, naik 7 peringkat dibandingkan dengan 2023," katanya.

"Sehingga, Indonesia masuk dalam 3 besar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) setelah Singapura dan Thailand. Thailand itu menduduki peringkat ke-25," sambungnya.

Adapun pada 2024 ini, pemerintah menetapkan anggaran infrastruktur nasional sebesar Rp423,4 triliun atau sebesar 12,73 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yakni sebesar Rp3.325,1 triliun.

Dari anggaran infrastruktur nasional tersebut, Kementerian PUPR mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp146,98 triliun atau sebesar 34,7 persen.

Abdul Muis menilai, besarnya anggaran infrastruktur nasional tentunya harus diiringi dengan akuntabilitas dan berkeadilan serta diikuti peningkatan kesiapan seluruh rantai pasok industri konstruksi.

"Seperti tenaga kerja konstruksi, badan usaha jasa konstruksi maupun material dan peralatan konstruksi, baik itu dari segi kualitasnya maupun kuantitasnya," ucapnya.

Menurutnya, agar dapat seirama dengan program akselerasi pembangunan infrastruktur, maka kelincahan dan kemampuan untuk beradaptasi dari seluruh komponen dan pelaku industri jasa konstruksi menjadi kunci utama untuk mencapai keberhasilan dan keberlanjutan jasa konstruksi di masa kini dan mendatang.

Selanjutnya, industri jasa konstruksi harus agile dalam merespons perubahan dengan cepat dan efektif, mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, perubahan regulasi dan dinamika pasar.

"Dengan agility, kami dapat mengidentifikasi peluang baru dalam mengatasi hambatan dan tetap kompetitif di tengah persaingan yang tentunya akan semakin ketat," tuturnya.

Oleh karena itu, Konstruksi Indonesia 2024 yang bakal digelar pada 6-8 November 2024 di ICE BSD, Tangerang, hadir sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk menciptakan peluang usaha serta menjadi booster bagi sekolah jasa konstruksi.

Nantinya, acara ini mengusung tema agility dan adaptability sektor konstruksi yang berdaya saing. Harapannya, masyarakat jasa konstruksi bisa terus tumbuh bersama dalam menghadapi tantangan dan persaingan global.

"Saya yakin bahwasannya dengan mengadopsi kultur agility dan adaptability, kami akan dapat mencapai masa depan industri konstruksi yang lebih baik," imbuhnya.