Ternyata Tak Semua Kucing Putih Itu Albino, Kenali Fakta dan Perbedaannya
YOGYAKARTA – Jangan salah, ternyata tidak semua kucing putih itu adalah kucing albino. Namun banyak orang salah sangka, menganggap semua kucing yang memiliki bulu putih albino. Fakta ilmiah menunjukkan, ada perbedaan mendasar dan eksplisit antara kucing berbulu putih dan kucing albino.
Albinisme adalah suatu kondisi genetik yang mana tidak ada warna atau pigmentasi sama sekali. Agar anak kucing terlahir sebagai kucing albino sejati, induk dan bapaknya harus membawa penanda genetik albinisme. Jika kucing putih mempunyai bulu putih, kucing tersebut umumnya adalah kucing normal. Perbedaan kucing putih dan kucing albino, terletak pada mata dan kulitnya.
Pertama, perbedaan kucing putih dan albino, terlihat pada matanya. Kucing putih cenderung memiliki beragam warna mata. Termasuk heterochromia, atau “mata ganjil” yang menarik, di mana kedua warna matanya berbeda. Di sisi lain, kucing albino memiliki spektrum yang sangat terbatas karena kurangnya pigmentasi. Mata kucing albino sejati, berwarna biru pucat atau mungkin tampak merah muda atau biru merah muda.
Lebih mendasar yang perlu dipahami, merah jambu bukan warn aitu sendiri. Melainkan keleebihan cahaya yang memantulkan kembali pembuluh darah di dalam mata. Hal yagn sama juga berlaku pada kulit kucing albino. Jika dilihat lebih dekat, kulit kucing albino juga tidak memiliki pigmentasi. Kulit, terutama bagian hidung dan telinga bagian dalam, mungkin tampak berwarna merah jambu hingga merah muda pucat.
Pada kucing dengan derajat albinisme parsial, lebih umum terjadi daripada albino sejati. Melansir Catster, Kamis, 18 Juli, kucing Siam, Burma, dan Tonkin, masing-masing memperoleh warna tertentu yang khas dari mewariskan genetik parsial albino. Bulunya cenderung terkonsentrasi warna di area tertentu. Area yang menunjukkan warna albino ini cenderung pada area yang lebih hangat. Sedangkan area yang lebih dingin berkembang pigmentasi.
Baca juga:
Perbedaan kucing putih dan kucing albino selanjutnya, dilihat dari sensitivitas terhadap cahaya. Kucing albino yang kurang pigmentasi lebih sensitif terhadap cahaya. Ini karena kucing albino tidak mampu memproduksi melanin yang berfungsi pemberi warna pada kulit, bulu, dan mata. Tetapi juga membantu kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. Itu artinya, kucing albino mungkin memiliki masalah kesehatan terkait. Yang pasti, sinar matahari berbahaya bagi penglihatan mereka dan berpotensi merusak kulit jika terpapar matahari dalam waktu lama.
Penting dipahami, bahwa faktanya tidak semua kucing berwarna mata biru tuli, yang merupakan salah satu tanda kucing albino. Ilmu pengetahuan modern menunjukkan, meskipun mungkin mengalami gangguan pendengaran lebih tinggi pada kucing putih. Tetapi ini ditentukan bagaimana gen yang mereka bawa.