Khatulistiwa Buat 'Keajaiban' Lewat Album Perdana
JAKARTA - Album perdana milik band urban pop asal Bogor, Khatulistiwa, yang bertajuk Dekade dirilis ulang via label rekaman MS Music. Kali ini, diberi tajuk Miracles untuk menggambarkan rasa syukur para personelnya.
Album ini kali pertama dirilis Edis (drum), Triono dan Romi (kibor), Saldy (perkusi), Luki (vokal), Agus Stephen (gitar), dan Andri Is (bass) pada 2009 via Greennote Records dalam format kaset dan CD. Namun, setelah itu mereka vakum lantaran Luki terkena musibah.
"Luki harus menjalani operasi pengangkatan tumor yang menyebabkan kebutaan. Sehingga album tersebut 'terpendam' sampai kurang lebih 11 tahunan," kata pihak Khatulistiwa dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Jumat, 19 Maret.
Terpendam di sini mengandung makna, ketidakmaksimalan promosi panggung karena Luki sakit. Sampai kemudian, album ini sekarang dirilis ulang dalam format digital via MS Music milik vokalis Element, Ferdy Tahier. Desain sampulnya juga diganti, hasil garapan Gada Tahier, putra Ferdy.
Baca juga:
"Beruntung kami mempunyai sahabat yang luar biasa yang membantu album kami ini akhirnya dirilis. Tidak hanya seorang sahabat yang luar biasa, tahun 1997 Ferdy merupakan pemain piano Khatulistiwa," lanjut pihak band.
Masih seperti versi rilisan awal, album Miracles menampilkan Coky Bollemeyer (NTRL) Dan Shelomita. Coky bermain dalam lagu Seindah Bunga, sementara Shelomita ambil bagian dalam nomor Ternyata Cinta.
Lalu, apa filosofi kata Miracles yang menjadi judul album sekarang? Tidak lain, karena rasa syukur para personel Khatulistiwa kepada Tuhan atas segala kebahagiaan dan kesehatan juga rejeki yang mereka dapatkan.
"Rasa syukur kami kepada Allah SWT, tentu saja keluarga kami. Juga rasa syukur kami karena masih bisa bersama-sama, Luki dengan kekurangannya masih terus mau bernyanyi karena kecintaan dengan musik," kata Khatulistiwa.