Potensi Aset Kripto di Tengah Anomali Pasar Pasca Rilis Data CPI Amerika Serikat

JAKARTA - Data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat bulan Juni yang dirilis pada Kamis 11 Juli lalu mengalami penurunan sebesar 0,1 persen, yang merupakan pertama kalinya sejak Mei 2020. 

Penurunan tersebut membuat indeks CPI secara year on year naik 3,0 persen, turun dari angka pada bulan Mei di 3,3 persen. Perkembangan dinamika inflasi terbaru tersebut meningkatkan ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada September mendatang. 

Karena, apabila terjadi penurunan terhadap suku bunga The Fed, maka akan dapat berpotensi memberikan dampak positif yang signifikan bagi pasar kripto.

Merespon kondisi tersebut, Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan perkembangan inflasi tersebut merupakan sesuatu yang cukup penting bagi outlook pasar kripto dalam beberapa bulan ke depan.

“Dengan tren inflasi yang membaik, potensi terjadinya peningkatan aliran dana segar ke pasar kripto imbas perubahan kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang lebih longgar, terlihat semakin dekat,” ujar Fahmi dikutip Senin, 15 Juli. 

Namun, Fahmi menambahkan, saat ini pasar kripto yang masih tertekan sejak awal Juni ini mungkin tidak akan merespon perkembangan tersebut secara signifikan.  

Dia juga menegaskan bahwa anomali yang terjadi saat ini dapat menjadi situasi yang menarik untuk dimanfaatkan oleh para investor.

“Kondisi di mana terjadi perkembangan positif yang nyata di berbagai aspek yang masih belum terlalu direspon oleh kenaikan harga aset-aset kripto di pasar ini dapat menjadi momentum untuk berburu aset-aset kripto potensial,” imbuhnya. 

Kendati demikian, investor tetap selalu dihimbau untuk bijak dalam mengambil keputusan berinvestasi dan memilih platform investasi aset kripto yang aman dan terdaftar agar terhindar dari risiko-risiko teknis.