Soal Pilpres Amerika Usai Penembakan Trump, Kremlin: Kami Tidak akan Menghakimi, Ini Masalah Internal AS
JAKARTA - Juru bicara Kremlin enggan mengomentari masalah pemilihan presiden Amerika Serikat yang yang akan digelar November mendatang, usai penembakan terhadap Donald Trump pada Hari Sabtu, menegaskan Rusia mengutuk peristiwa tersebut.
Trump terluka di telinga akibat penembakan saat kampanye di Pennsylvania, dalam serangan yang sekarang sedang diselidiki sebagai upaya pembunuhan. Penyerang ditembak mati dan pejabat penegak hukum mengatakan mereka belum mengidentifikasi motifnya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, pihaknya mengutuk segala bentuk kekerasan selama perjuangan politik mengomentari peristiwa yang dialami calon presiden dari Partai Republik tersebut.
"Rusia selalu mengutuk dan kami mengutuk keras segala bentuk kekerasan selama perjuangan politik," katanya kepada wartawan Hari Minggu, dilansir dari TASS 15 Juli.
Ditanya apakah penembakan terhadap terhadap mantan presiden akan memengaruhi keabsahan hasil Pemilu AS 2024, Peskov menegaskan Rusia enggan mencampuri masalah dalam negeri Washington.
"Kami tidak akan menghakimi. Kami tidak ingin ikut campur sedikit pun, karena ini masalah internal AS," katanya kepada wartawan.
Baca juga:
- Sepasang Pistol Milik Napoleon Bonaparte Laku Terjual Rp29 Miliar, Statusnya Harta Karun Nasional
- Militer AS Bangun Kembali Landasan Pacu Bersejarah, Saksi Bisu Salah Satu Pertempuran Berdarah Perang Dunia II
- Dibawa Pasukan Napoleon ke Paris, Dua Kali Dicuri dan Ditemukan di Halte Bus: Lukisan Karya Titan Laku Rp366 Miliar
- Trump Selamat dari Penembakan, Presiden Biden: Saya Berdoa Untuknya, Tidak Ada Tempat untuk Kekerasan
Lebih jauh, Peskov juga mengatakan sejauh yang diketahuinya, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berencana menelepon Trump, usai peristiwa penembakan tersebut.
"Sejauh yang saya tahu tidak, tidak ada rencana seperti itu," katanya ketika ditanya apakah Putin berencana menelepon Trump.