Ukraina Minta Pembatasan Penggunaan Senjata yang Dipasok Sekutu Diakhiri

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak menyerukan diakhirinya pembatasan yang diberlakukan terhadap penggunaan senjata yang dipasok sekutu terhadap sasaran-sasaran yang berada jauh di wilayah Rusia.

Andriy Yermak mengatakan hal itu akan menjadi "pengubah permainan" dalam memerangi pendudukan Moskow.

Dia tidak menyebutkan batasan spesifik yang diterapkan negara tersebut, namun komentarnya muncul beberapa hari setelah Gedung Putih menegaskan kembali larangan terhadap Ukraina untuk melakukan serangan jauh di dalam wilayah Rusia dengan senjata yang dipasok AS, menyusul serangan rudal Rusia terhadap rumah sakit anak-anak di Kyiv.

“Para mitra harus menghapus segala pembatasan penggunaan senjata tidak hanya di wilayah Ukraina tetapi juga memiliki kemungkinan untuk menjawab (serangan Rusia) termasuk wilayah Rusia,” kata Yermak di forum publik pada hari terakhir KTT NATO 2024 dilansir Reuters, Kamis, 11 Juli.

“Mustahil untuk melawan mereka,” lanjutnya sambil menekankan Rusia tidak memiliki batasan apa pun.

“Musuh dapat langsung menyerang warga sipil kami, rumah sakit anak-anak, sekolah dan kami memiliki batasan tersebut,” imbuh dia.

“Ini akan menjadi sebuah perubahan besar” jika sekutu Ukraina mencabut semua batasan penggunaan senjata mereka dan saya berharap mitra kami memahami hal itu dan menyetujui keputusan ini sesegera mungkin,” kata Yermak.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan senjata yang dipasok AS untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia yang mendukung operasi ofensif Rusia di Ukraina, namun melarang penggunaannya untuk menyerang jauh di dalam wilayah Rusia.

Mengenai isu-isu lain, Yermak mengatakan Ukraina puas dengan hasil KTT NATO di Washington dengan deklarasi akhir menyatakan keputusan yang diambil merupakan “jembatan” menuju keanggotaan Ukraina dalam aliansi tersebut.

Langkah selanjutnya adalah mengundang Ukraina untuk bergabung dengan NATO, kata Yermak.