Pejabat Senior Gedung Putih Akui Masih Ada Kesenjangan antara Hamas-Israel Soal Kesepakatan Gencatan Senjata

JAKARTA - Pejabat senior Amerika Serikat berada di Kairo, Mesir untuk melakukan pembicaraan guna mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hamas, tetapi masih ada kesenjangan antara kedua belah pihak, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada Hari Senin.

Berbicara dalam sebuah pengarahan, Kirby mengatakan Direktur CIA Bill Burns dan utusan AS untuk Timur Tengah Brett McGurk berada di Mesir, bertemu dengan rekan-rekan mereka dari Mesir, Israel dan Yordania pada Hari Senin.

Kendati demikian, Kirby mengatakan akan ada diskusi lanjutan dalam beberapa hari ke depan.

"Kami telah bekerja sangat, sangat keras untuk ini. Dan masih ada beberapa kesenjangan yang tersisa di kedua belah pihak dalam posisi, tetapi kami tidak akan mengirim tim ke sana jika kami tidak berpikir bahwa kami memiliki kesempatan di sini," kata Kirby, melansir Reuters 9 Juli.

"Kami berusaha untuk menutup kesenjangan tersebut sebaik mungkin," tambahnya.

Pekan lalu, Hamas mencabut tuntutan agar Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum gerakan Palestina menandatangani perjanjian.

Sebaliknya, kelompok militan itu mengatakan akan mengizinkan negosiasi untuk mencapai hal itu selama fase pertama yang berlangsung selama enam minggu, kata seorang sumber Hamas pada Hari Sabtu.

Langkah tersebut mendorong seorang pejabat di tim negosiasi Israel mengatakan ada peluang nyata untuk mencapai kesepakatan.

Kendati demikian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kesepakatan itu tidak boleh menghalangi Israel untuk melanjutkan pertempuran sampai tujuan perangnya terpenuhi, memusnahkan Hamas, seperti yang diutarakannya pada awal perang.

Kirby sendiri mengulangi posisi lama Washington, Israel harus berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil.

Diketahui, perang terbaru di Gaza dipicu oleh serangan kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan 250 orang lainnya disandera, menurut perhitungan Israel.

Kemarin, otoritas kesehatan Gaza mengonfirmasi, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel 7 Oktober telah mencapai 38.193 orang dan 87.903 lainnya luka-luka, dikutip dari WAFA.

Pihak otoritas menambahkan, mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak. Sementara itu, ambulans dan tim penyelamat masih belum dapat menjangkau banyak korban dan mayat yang terperangkap di bawah reruntuhan atau tersebar di jalan-jalan di daerah kantong Palestina itu.