Rusia Klaim Temukan Laboratorium yang Digunakan Ukraina untuk Memproduksi Zat Beracun di Avdeyevka

JAKARTA - Kepala Pasukan Perlindungan Radiasi, Kimia dan Biologi Rusia Letnan Jenderal Igor Kirillov mengatakan pada Hari Senin, sebuah laboratorium kimia Ukraina untuk produksi zat beracun ditemukan di salah satu lokasi dekat pemukiman Avdeyevka di Republik Rakyat Donetsk (DPR).

"Selama pengintaian teknik di salah satu lokasi dekat Avdeyevka, sebuah laboratorium dengan peralatan kimia ditemukan di lantai dasar sebuah bangunan yang hancur di zona industri tersebut. Sebuah kelompok diagnostik bergerak dari pasukan perlindungan radiasi, kimia dan biologi Rusia dikirim ke tempat kejadian untuk memeriksa tempat tersebut dan melakukan analisis cepat," kata jenderal Rusia tersebut dalam jumpa pers, dilansir dari TASS 9 Juli.

Kelompok bergerak Rusia tersebut menemukan masker gas, termasuk respirator buatan AS dan pakaian pelindung buatan Polandia di dalam laboratorium tersebut. Analisis isi wadah tersebut mengungkapkan adanya asam sulfat dan natrium sianida, yang menunjukkan "peralatan yang ditemukan tersebut telah digunakan untuk memproduksi zat beracun," katanya.

"Studi analitis dalam kondisi laboratorium menunjukkan adanya natrium sianida, asam sulfat, dan sejumlah kecil sianida dalam sampel. Keberadaan bahan kimia ini jelas menunjukkan bahwa laboratorium yang ditemukan memproduksi agen sistemik yang beracun," ungkap Letjen Kirillov.

Kapasitas unit laboratorium tersebut setidaknya 3 kg/hari. Unit ini dikelola oleh staf yang terdiri dari 2-3 orang, katanya.

"Saya ingin menekankan bahwa dosis inhalasi yang mematikan untuk kelompok zat beracun ini sangat rendah dan hanya 70-80 mg per manusia," kata Kirillov.

Berdasarkan Konvensi Senjata Kimia, zat kelompok ini, asam prusik, tercantum dalam Jadwal 3 CWC dan penggunaannya dilarang berdasarkan Pasal 1 Konvensi, tegasnya.

Senyawa ini adalah cairan volatil tak berwarna dengan bau almond pahit. Jika terhirup, dapat menyebabkan pusing, napas cepat, muntah, kejang, kelumpuhan pernapasan dan kematian, katanya.