Biden Berkukuh Maju Pilpres AS Kecuali Diminta Tuhan Mundur, Konglomerat Pendonor Demokrat Khawatir
JAKARTA - Ketika banyak anggota parlemen dari Partai Demokrat menyerukan agar Presiden Joe Biden keluar dari pencalonan setelah kinerja debatnya yang buruk, semakin banyak para pendonor kaya dari Demokrat secara terbuka membunyikan alarm tentang keraguan atas kemampuan Biden di Pilpres Amerika Serikat (AS).
Seorang donor dari Arizona, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, memberikan sekitar 25.000 dollar AS atau setara Rp406 juta kepada Biden tahun lalu dan berencana mengadakan penggalangan dana untuk presiden tersebut pada bulan Maret atau April.
Meskipun mereka mengatakan kepada ABC News, mereka "berjuang" di musim semi untuk mendapatkan donor lain, mereka menghadapi tantangan yang lebih besar sekarang.
"Kami telah berbicara dengan tim (Biden) tentang melakukan penggalangan dana, tapi saya tenang saja. Saya kesulitan untuk melibatkan orang lain," kata donor tersebut. "Masyarakat tidak optimis terhadap Biden. Sekarang, 'sangat tidak’,” imbuhnya.
“Mencoba untuk mendapatkan satu juta pada saat ini tidak akan terjadi,” sambung pendonor tersebut, merujuk pada lingkungan politik yang genting pasca-debat yang dialami Biden.
Banyak pendonor mungkin melihat penampilan publik dan wawancara Biden untuk membantu menentukan bagaimana mereka akan bergerak maju.
Pendonor dari Arizona, negara bagian yang menjadi medan pertempuran penting, mengatakan Demokrat harus bergantung pada Wakil Presiden Kamala Harris untuk memimpin pemilu pada bulan November.
"Saya tadinya akan memberikan 10-15 ribu dolar lagi. Ini menyedihkan. Saya tidak ingin Trump menang, tapi saya pikir Partai Demokrat memerlukan strategi yang lebih baik untuk mengalahkan Trump," katanya.
"Saya tidak tahu apakah strategi yang ada sudah tepat. Kamala Harris harus menggantikannya. Memperkenalkan orang baru pada saat ini tidak masuk akal,” sambungnya.
Pendonor ini tidak sendirian. Para penyumbang berkantong tebal yang sebelumnya mendukung Biden, mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap kelanjutan presiden dan keengganan mereka untuk memberikan lebih banyak uang untuk kampanyenya.
Baca juga:
- Menolak Tes Kognitif, Joe Biden Sebut Hanya Tuhan yang Bisa Singkirkan Dirinya dari Pilpres AS
- Rusia Hancurkan Peluncur Rudal S-300 Ukraina
- Victoria Starmer ‘First Lady’ Inggris, Mantan Pengacara yang Beralih Jadi Pekerja Kesehatan
- 27 Warga Palestina termasuk 2 Jurnalis Tewas dalam Serangan Israel di Gaza
Joe Biden mengatakan dirinya tidak memerlukan tes kognitif untuk menentukan apakah dia mengalami penurunan mental
Biden juga menolak seruan dari beberapa anggota Partai Demokrat agar mundur untuk membiarkan kandidat yang lebih kuat melawan Donald Trump dari Partai Republik di Pilpres AS.
Biden berusaha meredakan krisis politik, dengan menggunakan wawancara ABC News yang berdurasi 22 menit untuk berargumentasi lagi soal malam yang buruk dalam debat Pilpres AS.
Biden juga berulang kali menepis angka-angka jajak pendapat baru-baru ini yang menunjukkan ia berada di belakang Trump baik dalam pemilihan umum maupun di negara bagian tertentu.
“Jika Anda yakin bahwa Anda tidak bisa mengalahkan Donald Trump, apakah Anda akan mundur?” pewawancara ABC News Stephanopoulos bertanya.
“Itu tergantung pada...jika Tuhan Yang Maha Kuasa turun dan memberi tahu saya hal itu, saya mungkin akan melakukan itu,” kata Biden.