Keluarga Korban Penyekapan dan Penyiksaan Datangi Polsek Duren Sawit untuk Dimintai Keterangan
JAKARTA - Polsek Duren Sawit melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap orang tua MRR (23) korban penyekapan dan penyiksaan sekelompok orang yang dilakukan di kafe di Jalan Pendidikan Raya, RT 03/14, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Korban MRR dan orangtuanya didampingi kuasa hukum mendatangi Mapolsek Duren Sawit pada Sabtu, 6 Juli sore.
"Jadi hari ini pemanggilan untuk meminta keterangan ibunya. Untuk mencocokan dengan saksi - saksi lain kemarin," kata Muhamad Normansyah, kuasa hukum korban MRR kepada wartawan.
Normansyah mengatakan, sejak kemarin, ibu korban sangat sedih atas kejadian yang menimpa putranya berinisial MRR.
"Kita pihak keluarga tiap hari nangis melihat kondisi anaknya seperti ini. Ketika pulang merenung gitu kan, ternyata pas dicek badannya luka lebam dan sundutan rokok," katanya.
Setelah kasus penyekapan dan penyiksaan dilaporkan ke Polsek Duren Sawit, penyidik Unit Reskrim masih melakukan pemeriksaan saksi korban.
"Sampai saat ini baru pemanggilan saksi - saksi dari pihak kami, belum ada saksi dari terduga pelaku," ujarnya.
Baca juga:
- 27 Warga Palestina termasuk 2 Jurnalis Tewas dalam Serangan Israel di Gaza
- Angin Topan di China Tewaskan 5 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
- Putra Mahkota Saudi Ingin Pererat Hubungan dengan Iran Setelah Terpilihnya Pezeshkian
- PM Australia Telepon PM Baru Inggris Keir Starmer, Bicarakan Ekonomi hingga AUKUS
Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa menjadi korban penyekapan di sebuah bangunan yang berada di Jalan Pendidikan Raya.
Selain disekap, korban berinisial MRR (23) juga mengalami penganiayaan dan sejumlah penyiksaan dengan tangan diborgol oleh para pelaku.
Penyiksaan dan penyekapan itu sudah berlangsung selama beberapa bulan sejak Februari. Beruntung, ketika ada celah untuk melarikan diri, korban berhasil kabur dan kembali ke rumahnya.
Menurut Y, paman korban mengatakan, akibat kejadian itu, keponakannya mengalami trauma berkepanjangan.
"(korban) Terganggu psikisnya. Dia juga di borgol setiap hari (selama penyekapan dan penyiksaan)," katanya saat dikonfirmasi VOI.