Mengapa Musim Kemarau Tetap Hujan: Begini Penjelasan. BMKG

YOGYAKARTA - Musim panas di Indonesia saat ini bisa dibilang agak lain. Soalnya meskipun sudah memasuki musim panas dengan tanda-tanda yang jelas, tetap saja hujan. Yuk, cari tahu mengapa musim kemarau tetap hujan di negara kita!

Melansir dari situs Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mereka memprakirakan curah hujan dengan intensitas ringan sampai lebat masih berpotensi mengguyur sebagian besar daerah Indonesia selama sepekan kedepan, walaupun sudah memasuki musim kemarau.

Mengapa Musim Kemarau Tetap Hujan

Perihal ini diakibatkan oleh masih aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer skala global-regional yang lumayan signifikan. Diantaranya, adalah fenomena La Nina yang pada bulan Juli ini diidentifikasi masih lumayan aktif dengan jenis lemah.

"Keadaan tersebut masih ikut mempengaruhi terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia," ungkap Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto di Jakarta.

Tidak hanya La Nina, kata Guswanto, fenomena Dipole Mode di daerah Samudra Hindia saat ini pula menampilkan indeks yang lumayan mempengaruhi dalam memicu kenaikan curah hujan terutama di daerah Indonesia bagian barat.

Sedangkan itu, lanjut Guswanto, dalam skala regional, ada beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif serta pembuatan awan hujan, yakni; MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, serta gelombang Rossby yang berlangsung pada periode yang sama.

"Terdapatnya pola belokan angin serta daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan serta di Jawa bagian barat pula sanggup tingkatkan potensi pembentukan awan hujan di daerah tersebut didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang bisa tingkatkan kemampuan uap air di atmosfer," paparnya.

Bagi Guswanto, walaupun saat ini sebagian besar wilayah Indonesia telah merambah musim kemarau, tetapi, sebab terdapatnya fenomena-fenomena atmosfer tersebut memicu terbentuknya dinamika cuaca yang berdampak masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Berikut prediksi potensi Hujan buat periode sepekan kedepan (Juli 2024):

SEDANG-LEBAT masih bisa terjadi di beberapa daerah sebagai berikut:

  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Kalimantan Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tengah
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat
  • Papua

RINGAN-SEDANG masih bisa terjadi di beberapa daerah sebagai berikut:

  • Aceh
  • Jambi
  • Sumatera Selatan
  • Kep. Bangka Belitung
  • Lampung
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • DI Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Sedangkan itu buat daerah Jabodetabek masih perlu diwaspadai potensi hujan Sedang-Lebat yang bisa diiringi kilat/petir serta angin kencang di pada siang-sore hari terutama di daerah barat, timur, serta selatan.

Dalam kesempatan tersebut, Guswanto pula mengimbau kepada masyarakat buat mewaspadai terhadap kemungkinan terdapatnya potensi hujan yang bisa menimbulkan bencana hidrometeorologi semacam banjir, longsor, banjir bandang. Terpaut musim kemarau, Guswanto juga mewanti-wanti supaya masyarakat waspada terhadap dampak kekeringan.

"Hemat dan pakai air secara bijak. Biar dampak kekeringan akibat kemarau dapat kita hadapi bersama," pungkasnya.

Apa Penyebab Musim Kemarau Menjadi Sangat Panjang?

Curah hujan yang rendah ataupun tidak teratur ialah pemicu utama, kurangi pasokan air yang ada buat tanaman. Perubahan iklim yang meningkatkan suhu global serta mengganti pola cuaca pula memperpanjang periode kekeringan.

Selain itu “BMKG Jelaskan Pemicu Hujan Es di Depok Meski Masuk Musim Kemarau” yang banyak jadi pertanyaan masyarakat.

Jadi setelah mengetahui mengapa musim kemarau tetap hujan, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!