Pemilu Inggris: Partai Buruh Diprediksi Menang Telak, Rishi Sunak Lengser Digantikan Keir Starmer
JAKARTA - Sir Keir Rodney Starmer diperkirakan akan menjadi Perdana Menteri Inggris berikutnya, setelah Partai Buruh diprediksi menang telak dalam Pemilu 2024 yang digelar kemarin menurut jajak pendapat usai pemungutan suara ditutup Kamis malam.
Partai Buruh diprediksi akan merebut 410 dari 650 kursi di parlemen, membalikan capaian mengejutkan partai lima tahun lalu yang mencatat kinerja terburuk sejak 1935. Itu akan memberikan Partai Buruh mayoritas, mengakhiri 14 tahun kepemimpinan Partai Konservatif.
"Kepada semua orang yang telah berkampanye untuk Partai Buruh dalam pemilihan ini, kepada semua orang yang memilih kami dan menaruh kepercayaan mereka pada Partai Buruh kami yang telah berubah - terima kasih," kata Starmer di X, melansir Reuters 5 Juli.
Partai Sunak diperkirakan hanya akan memenangkan 131 kursi, kinerja elektoral terburuk dalam sejarahnya, karena para pemilih menghukum mereka atas krisis biaya hidup, dan ketidakstabilan serta pertikaian internal selama bertahun-tahun, mengakibatkan adanya lima perdana menteri berbeda sejak tahun 2016.
Sisa kursi lainnya diprediksi akan diraih Partai Demokrat Liberal (61 suara), Partai Reformasi Inggris (13).
"Banyak kerusakan pada Partai Konservatif malam ini disebabkan oleh Reformasi, meskipun Partai Buruh terbukti menjadi penerima manfaat," kata John Curtice, juru survei paling disegani di Inggris kepada BBC.
Bukan hanya Konservatif yang suaranya diprediksi akan anjlok. Partai Nasional Skotlandia yang pro-kemerdekaan diperkirakan hanya akan memenangkan 10 kursi, penampilan terburuknya sejak 2010, setelah periode kekacauan yang menyebabkan dua pemimpin mengundurkan diri dalam waktu kurang dari setahun.
Meskipun jajak pendapat menunjukkan bahwa tidak ada antusiasme besar terhadap pemimpin Partai Buruh Starmer, pesannya yang sederhana, sudah waktunya untuk perubahan tampaknya telah diterima oleh para pemilih.
Kendati demikian, hasil yang diraih diprediksi tidak akan menyamai rekor yang pernah dicapai partai sebelumnya di bawah Tony Blair, ketika meraup 418 kursi di tahun 1997 dan 412 kursi di tahun 2001.
Dalam enam pemilihan umum Inggris terakhir, hanya satu jajak pendapat keluar yang hasilnya salah. Hasil resmi akan menyusul dalam beberapa jam ke depan.
"Jika jajak pendapat ini benar, maka ini adalah kekalahan bersejarah bagi Partai Konservatif, salah satu kekuatan paling tangguh yang pernah kita lihat dalam sejarah politik Inggris," kata Keiran Pedley, direktur penelitian di Ipsos, yang melaksanakan jajak pendapat tersebut, kepada Reuters.
"Tampaknya Partai Konservatif akan berkuasa selama 10 tahun dan semuanya berantakan," sambungnya.
Baca juga:
- Presiden Putin Tegaskan Rusia Siap Berunding untuk Selesaikan Konflik Ukraina, Kembali ke Perjanjian Istanbul
- Tersangka Penembakan PM Slovakia Fico Dikenai Dakwaan Melakukan Serangan Teroris
- Presiden China Xi Jinping Desak Anggota SCO Tolak Campur Tangan Pihak Luar
- Membelot dan Bawa Tank, Mantan Tentara Ukraina Dapat Kewarganegaraan Rusia
Jika exit poll terbukti benar, itu merupakan perubahan haluan yang luar biasa bagi Starmer dan Partai Buruh, yang menurut para kritikus dan pendukungnya menghadapi krisis eksistensial hanya tiga tahun lalu ketika tampaknya telah kehilangan arah setelah kekalahannya pada tahun 2019.
"Kami memang pantas kalah. Partai Konservatif tampak kelelahan dan kehabisan ide," kata Ed Costello, ketua organisasi Konservatif Akar Rumput, yang mewakili anggota biasa, kepada Reuters.
"Namun, tidak semua kesalahan Rishi Sunak. Boris Johnson dan Liz Truss-lah yang telah membawa partai tersebut ke bencana. Rishi Sunak hanyalah kambing hitam," lanjutnya.