Lebih dari 8.500 Murid Palestina di Jalur Gaza Tewas Akibat Gempuran Israel Sejak Oktober
JAKARTA - Sedikitnya 8.572 Palestina di Jalur Gaza tewas akibat gempuran Israel sejak Oktober tahun lalu, sementara 100 murid lainnya tewas di Tepi Barat, kata kantor berita Palestina seperti mengutip Kementerian Pendidikan yang berbasis di Tepi Barat.
Kementerian tersebut mengatakan, sedikitnya sekitar 497 guru dan administrator tewas sementara 3.402 lainnya terluka di kedua wilayah tersebut, melansir The National News dari WAFA 3 Juli.
Lebih jauh dikatakan, sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober, tentara Israel telah menghancurkan atau merusak setiap universitas di jalur tersebut dengan serangan udara atau pembongkaran terkendali.
Menurut angka PBB sebelumnya, sekitar 75 persen infrastruktur pendidikan di daerah kantong itu telah rusak pada awal Januari.
Terpisah, Youssef Salam, peneliti hukum di Euro-Med Human Rights Monitor yang berbasis di Jenewa mengatakan, "Sudah jelas sejak awal operasi militer ini bahwa tentara Israel memiliki rencana untuk menyerang semua fasilitas pendidikan secara strategis."
"Sekolah, universitas, dan rumah dikategorikan sebagai lokasi sipil oleh hukum internasional dan mereka dilarang menjadi sasaran," ujarnya, dikutip dari Tasnim News Agency.
Baca juga:
- Presiden Belarusia Lukashenko Siap Bebaskan Sejumlah Lawan Politiknya dari Penjara
- Kepala Staf Presiden Zelensky Bilang Ukraina Belum Siap Berkompromi dengan Rusia
- Tiga ABK Indonesia Ada di Kapal Taiwan yang Ditangkap China, KJRI Guangzhou dan KDEI Taipei Siapkan Bantuan
- Penjaga Pantai Sebut China Sita Kapal Nelayan Taiwan di Dekat Kepulauan Kinmen, Ada Tiga ABK Indonesia
Jumlah korban jiwa pelajar diperkirakan jauh lebih tinggi, karena masalah komunikasi dan mobilitas di sepanjang jalur tersebut dan ribuan orang yang masih hilang atau belum ditemukan.
Pada Hari Rabu, otoritas kesehatan Gaza mengonfirmasi, jumlah korban jiwa Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 37.953 orang, sementara 87.262 orang lainnya mengalami luka-luka. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak, dikutip dari WAFA.