Kemenhub dan IPEC Dorong Efisiensi Distribusi Logistik Nasional
JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Indonesia Port Editors' Club (IPEC) mendorong terwujudnya efisiensi distribusi dan lalu lintas logistik nasional, sehingga meningkatkan perekonomian negara.
"Diskusi yang digelar IPEC ini menjadi ajang interaktif solusi guna mengidentifikasi persoalan kendala kelancaran arus barang, agar terwujud layanan logistik yang efektif dan efisien," kata Kasubdit Pelayanan Jasa dan Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan I Komang Wisnu Dananjaya, di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa 2 Juli.
Komang membuka secara resmi kegiatan Diskusi bertema 'Mewujudkan Efisiensi Logistik Nasional' yang digelar Indonesia Port Editors' Club (IPEC), di Jakarta.
Dia menyampaikan, bagi pelaku usaha logistik, efisiensi dan transportasi selalu menjadi perhatian nomor satu. Karena itu pelaku usaha membutuhkan interaksi yang sederhana dan integrasi.
Menurutnya, hal itu merupakan tantangan bersama bagi para pemangku kepentingan dan sangat membutuhkan dukungan dan kolaborasi dalam platform logistik pemerintah, yang di integrasikan dalam satu sistem yang efisien.
Komang menjelaskan, semangat efisiensi dan efektivitas ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang akan giat mengatur strategi efisiensi melalui National Logistik Ecosystem (NLE).
Sebab, kata Komang, melalui NLE, diharapkan dapat menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan, sarana pengangkut, hingga barang tiba di gudang, termasuk perizinan dan penyelesaian dokumen pengiriman yang diintegarasikan dalam satu sistem kemudahan 'single submission'.
Dia mengatakan, kolaborasi platform logistik pemerintah dan swasta yang diintegrasikan dalam single submission telah sejalan dengan semangat Ditjen Hubla Kemenhub.
"Makanya Ditjen Hubla (Direktorat Jenderal Perhubungan Laut) Kemenhub terus mengikuti arus perkembangan zaman melalui digitalisasi, salah satunya proses pelayanan kapal dan barang melalui sistem inaportnet," ujarnya pula.
Lebih lanjut Komang mengatakan bahwa untuk memudahkan akses layanan logistik, kolaborasi sistem-sistem pemerintah khususnya di pelabuhan, Lembaga National Single Window telah mengembangkan sistem aplikasi terkolaborasi yang disebut Sistem Single Submission Pengangkut atau SSm Pengangkut.
"SSm Pengangkut saat ini telah di uji coba di 46 Pelabuhan," ujar Komang.
Ketua FIATA Regional Asia Pasifik Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan bahwa diskusi bertema 'Mewujudkan Efisiensi Logistik Nasional' yang digelar IPEC, mendorong agar mulai mempersepsikan bahwa kinerja logistik nasional kini lebih baik.
"Kalau sekarang kita mulai mempersepsikan yang baik-baik maka saya meyakini (kita lihat dua bulan ke depan) saya optimis investasi juga akan lebih banyak masuk ke Indonesia," ujar Yukki.
Yukki menekankan agar Indonesia tidak terpengaruh dengan penilaian World Bank atau Bank Dunia pada tahun lalu telah merilis Logistics Performance Index (LPI) Indonesia di peringkat 63 dengan nilai 3.0, pada tahun 2023.
Biaya logistik nasional pun, dinilai World Bank pada tahun itu masih tergolong tinggi, yaitu 14,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kita jangan terpengaruh dengan penilaian Bank Dunia itu, Itu cuma persepsi. Marilah ke depan kita bicara baik soal logistik nasional ini," ujar Yukki.
Untuk mendongkrak LPI itu, Yukki menilai diperlukan kolaborasi antarpemangku kepentingan, penguatan konektivitas dan transportasi serta infrastruktur, termasuk teknologi dan informasi yang berkaitan erat dengan kinerja logistik. "Biaya logistik ditentukan dari pergerakan dan kenaikan volume," kata Yukkki.
IPEC merupakan wadah jurnalis yang melakukan peliputan di sektor kepelabuhanan, pelayaran, transportasi dan logistik, ingin memberikan sumbangsih positif melalui forum diskusi tersebut.
Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Akbar Djohan mengatakan bahwa perlu ada lembaga yang menangani khusus soal isu isu logistik.
"Perlu ada lembaga atau mungkin kementerian yang urusi soal logistik," ujarnya pula.
Baca juga:
Praktisi Shipping Asmari Heri mengatakan bahwa kini saatnya Indonesia mendengungkan bahwa logistik nasional ini sudah lebih baik dari pada negara- negara lain di dunia.
"Kalau pelabuhan-pelabuhan lain di luar negeri saat COVID-19 terjadi kongesti, sementara di pelabuhan Indonesia tidak pernah terjadinya kongesti," ujarnya.
Direktur Utama Subholding Pelindo Solusi Logistik (SPSL) Joko Noerhudha mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan penataan kargo di pelabuhan sesuai spesifikasinya untuk mewujudkan efisiensi logistik nasional.
Diskusi itu, juga menghadirkan Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo] Tata Djuarsa, dan Sekjen DPP APBMI AJD Korompis.
Selain itu, turut dihadiri para pemangku kepentingan dan asosiasi pengguna dan penyedia jasa pelabuhan, pelayaran, maupun transportasi dan logistik.