Gubernur Anies Ingin Perbanyak Kendaraan Listrik di Jakarta, PLN Jamin Pasokan Listrik Aman

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin memperbanyak penggunaan kendaraan listrik di Ibu Kota. General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Doddy Pangaribuan mengaku pihaknya punya pasokan listrik yang cukup untuk menunjang hal tersebut.

Doddy menuturkan, PLN UID Disjaya, selama ini memasok aliran listrik dengan kapasitas 10.301 megawatt di Jakarta. Ia mencatat, kebutuhan listrik Ibu Kota saat kondisi normal hanya 4.300 yang disalurkan melalui 59 gardu induk.

"Dengan begitu, masih ada cadangan pemasokan listrik sebesar 150 persen dari total kebutuhan Jakarta. Artinya, kita masih punya cadangan listrik yang cukup melayani tambahan kebutuhan untuk kendaraan listrik," kata Doddy dalam diskusi virtual, Rabu, 17 Maret.

Sementara, Untuk menunjang kebutuhan listrik kendaraan pribadi, PLN menyediakan 1.847 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) untuk kendaraan roda dua.

Kemudian, SPKLU untuk kendaraan roda empat berada di lima lokasi, yani di kawasan Gambir, Bulungan, Senayan City, Aeon BSD, dan Supermall Karawaci

Lagipula, kata dia, dukungan pasokan listrik ini juga menambah pemasukan bagi PLN. "Pada gilirannya, kami sendiri secara komersial akan mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan cadang listrik yang sangat berlimpah di Jakarta ini," ungkap dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies berencana mengoperasikan 100 bus Transjakarta berbasis listrik pada tahun ini. Pada tahun 2030, Anies juga ingin mengoperasikan 10.051 bus Transjakarta berbasis listrik.

Dengan mengembangkan kendaraan listrik, Anies berharap bisa mengurangi kemacetan di Jakarta. Sebab, Saat ini Anies melihat lalu lalang kendaraan dari dalam dan luar kota yang melintas di Jakarta jumlahnya sudah sangat banyak melebihi jumlah penduduk ber-KTP DKI.

"Jumlah kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum seringkali lebih banyak daripada jumlah warga yang berada di kotanya," kata Anies.

Kemudian, Transjakarta juga harus mendapat dukungan pihak operator yang handal sebagai penyedia jasa angkutan listrik bagi Transjakarta yang menargetkan pada 2030 mendatang seluruh armadanya sudah beralih seluruhnya menggunakan listrik.

"Untuk beralih ke moda listrik, kami kerja sama dengan baik bersama operator yang kami harapkan sudah betul-betul paham bahwa ke depannya prioritas Transjakarta adalah bus listrik.

"Nanti operator yang bekerja sama dengan kami untuk melayani masyarakat akan memiliki bus listrik yang mereknya, kualitasnya, dan spesifikasinya sudah kami uji. Tujuannya jelas, menurunkan emisi Jakarta seminimal mungkin," ungkap Jhonny.