BEI Alokasikan Anggaran Rp151,69 Miliar ke Cadangan Wajib
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) ungkapkan akan menyisihkan sebagian laba bersih tahun buku 2023 sebesar Rp151,69 miliar sebagai cadangan wajib perseroan. Hal tersebut disepakati dalam Rapat Umum pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar BEI hari Rabu, 26 Juni.
"Sehingga total cadangan wajib yang terbentuk senilai Rp154,50 miliar atau 20 persen dari modal disetor perseroan per 31 Desember 2023 senilai Rp772,50 miliar," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam RUPS BEI, Rabu, 26 Juni.
Adapun cadangan wajib tersebut, berdasarkan pasal 70 undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mewajibkan Perseroan untuk menyisihkan paling sedikit 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor apabila perseroan memiliki saldo laba positif.
Adapun, Iman menyampaikan atas hal tersebut, Perseroan telah meminta persetujuan Pemegang Saham untuk menyesuaikan nilai Cadangan Wajib atas Saldo Laba Perusahaan sebesar 20 persen dari Modal Disetor seiring dengan peningkatan Modal Disetor BEI setelah Kapitalisasi Saldo Laba Ditahan yang berlaku efektif sejak 8 September 2023.
Sebagai informasi, BEI mencatatkan pendapatan sepanjang 2023 sebesar Rp2,49 triliun atau turun 14,08 persen secara year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama 2022 yakni Rp2,90 triliun.
Sementara, laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk BEI sepanjang 2023 sebesar Rp573,28 miliar atau turun 40,54 persen, jika dibandingkan dengan tahun 2022 yakni Rp964,27 miliar.
Baca juga:
Adapun turunnya pendapatan dan laba BEI tak lepas dari rata-rata transaksi harian (RNTH) saham pada 2023 sebesar Rp10,7 triliun atau turun 27 persen, jika dibandingkan pada tahun 2022 yakni Rp14,7 triliun.
Selain itu, frekuensi transaksi harian pada 2023 mencapai 1,18 juta kali transaksi atau turun 9,7 persen dibandingkan akhir tahun 2022. Penurunan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian pada posisi 19,8 miliar saham atau turun 17,3 persen dibandingkan akhir tahun 2022.
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level 7.272,797 pada 2023 atau meningkat 6,2 persen dari posisi akhir tahun 2022. Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar 2023 tercatat Rp11.674 triliun atau naik 23 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2022, yakni Rp9.499 triliun.