Kamar RSUD Mas Amsyar Kalteng Terbatas, Jokowi Perintahkan Menkes Tinjau 5 Hektare Lahan untuk Perluasan

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencermati adanya kebutuhan kamar tambahan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mas Amsyar Kasongan, Katingan, Kalimantan Tengah (Kalteng)

Saat melakukan peninjauan ke rumah sakit tersebut, Presiden mendapati keberadaan kamar hanya berjumlah 53.

"Saya kira di sini kamarnya kurang, hanya 53 kamar, seharusnya bisa di atas 100 dikit lah. tadi saya sampaikan ke Pak Menkes, dilihat karena juga lahannya juga di sini ada," kata Jokowi di RSUD Mas Amsyar Kasongan, Kalteng, Rabu 26 Juni, disitat Antara.

Presiden sudah meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melihat lahan yang tersedia untuk pembangunan kamar tambahan. Dia menyampaikan, Bupati Katingan telah menawarkan lahan 5 hektare untuk ditinjau kelayakannya.

"Nanti tim dari Kemenkes akan melihat. Karena segera tahun ini di sini akan dikirim CT scan, mamografi, incubator, semua yang mahal-mahal itu mau dikirim. Kenapa kita ke sini? kita ingin melihat kesiapan ruangannya," kata Jokowi.

Direktur UPT RSUD Mas Amsyar Kasongan Agnes Nissa Paulina menyampaikan, rasa terima kasihnya kepada Presiden karena menyempatkan diri meninjau pelayanan di RSUD Mas Amsyar Kasongan, yang merupakan rumah sakit tipe C satu satunya milik Kabupaten Katingan.

"Kami bangga, kami bahagia, kami terharu, dan kami bersyukur karena kami punya kesempatan dikunjungi. Kami berharap bisa meningkatkan pelayanan, sehingga kami bisa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Katingan khususnya dan masyarakat Kalimantan Tengah umumnya," ujar Agnes.

Dia menyampaikan harapan kepada Presiden Joko Widodo untuk mendukung relokasi RSUD di lahan yang telah disediakan, karena lokasi RSUD saat ini beberapa kali terkena banjir hingga menyebabkan pelayanan rumah sakit lumpuh.

"Rumah sakit ini sudah pernah banjir tahun 2022, kami mohon Presiden mendukung untuk relokasi rumah sakit di lahan seluas 5 hektare yang telah disediakan," tuturnya.

Dia menyampaikan bahwa banjir melanda akibat luapan sungai.

Banjir menyebabkan alat-alat kesehatan terendam dan listrik terpaksa dimatikan oleh PLN.

"Listrik padam tujuh hari, dipadamkan PLN, karena kami punya banyak ground (kelistrikan bawah tanah). Alkes tidak bisa kami selamatkan contoh radiologi stasionernya tidak bisa kami selamatkan," kata Agnes.