Beijing: Malaysia Sepakat Atasi Persoalan Laut China Selatan Lewat Dialog
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan Malaysia sepakat untuk mengatasi masalah Laut China Selatan bersama-sama dengan negara-negara ASEAN lain melalui jalur dialog.
"Kedua perdana menteri sepakat bahwa China dan negara-negara ASEAN terkait harus menangani masalah Laut China Selatan dan perselisihan dan perbedaan cara pandang secara mandiri dan tepat, mendorong dialog dan kerja sama serta berkomitmen untuk menyelesaikan masalah melalui upaya bilateral," kata Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing dilansir ANTARA, Kamis, 20 Juni.
Hal tersebut disampaikan terkait dengan isi pertemuan antara Perdana Menteri (PM) China Li Qiang dan PM Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur pada Rabu (19/6).
China diketahui mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh wilayah di Laut China Selatan dengan menyebutnya sebagai kawasan "Nine-Dash Line" yaitu wilayah historis militer China yang termasuk sebagian zona ekonomi eksklusif (ZEE) Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina dan Vietnam sehingga memicu titik panas di perairan tersebut.
Terbaru, Petugas Penjaga Pantai China (CCG) pada Senin (17/6) menaiki, dan menggeledah kapal Filipina yang masuk ke perairan dekat pulau karang Ren'ai Jiao atau disebut Filipina sebagai "Beting Ayungin" merupakan bagian dari Kepulauan Spratly yang disengketakan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
"PM Li Qiang menunjukkan bahwa tidak peduli bagaimana lanskap internasional berkembang setengah abad terakhir, kedua negara selalu memperlakukan satu sama lain secara tulus, mengupayakan kerja sama yang saling menguntungkan dan terlibat dalam pembelajaran bersama untuk mencapai kemajuan yang stabil," tambah Lin Jian.
China, kata Lin Jian, siap bekerja sama dengan Malaysia untuk terus mengembangkan hubungan bilateral sebagai prioritas kebijakan luar negeri masing-masing dan menjadikan peringatan 50 tahun hubungan China-Malaysia sebagai peluang untuk mempercepat pembangunan komunitas kedua negara.
"PM Li menekankan bahwa baik di masa lalu, sekarang, atau di masa depan, persahabatan tetap menjadi ciri utama hubungan China-Malaysia. Kedua negara telah membawa hubungan ini ke titik awal yang baru, dan kami memiliki aspirasi yang sama untuk meneruskannya kepada generasi mendatang," tambah Lin Jian.
Baca juga:
China-Malaysia, menurut Lin Jian juga perlu meningkatkan persahabatan tradisional, mengkonsolidasikan landasan hubungan bilateral, dan mengupayakan kerja sama yang luas dalam konteks membangun komunitas China-Malaysia dengan masa depan bersama.
"Kedua perdana menteri juga sepakat untuk terus mendorong penerapan RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) yang berkualitas tinggi dan berusaha untuk menyelesaikan perundingan CAFTA (China-ASEAN Free Trade Agreement) Versi 3.0 sesegera mungkin," kata Lin Jian.
Saat pertemuan keduanya juga menyaksikan pertukaran dokumen kerja sama bilateral di berbagai bidang seperti perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya, pariwisata, layanan pos, ekspor pertanian ke China, ekonomi digital, pembangunan ramah lingkungan, pembangunan perkotaan dan pendidikan tinggi.