Studi Terbaru, Starlink Milik Elon Musk Dapat Merusak Lapisan Ozon
JAKARTA – Saat ini, banyak perusahaan antariksa atau komunikasi yang berencana meluncurkan satelit ke orbit. Salah satunya adalah SpaceX, perusahaan milik Elon Musk yang menargetkan peluncuran ribuan satelit.
Selama bertahun-tahun, SpaceX fokus dalam meluncurkan Starlink untuk menyediakan layanan internet tercepat di seluruh dunia, bahkan di tempat yang sulit untuk mendapatkan sinyal. Namun, keamanan dari peluncuran ribuan satelit ini mulai dipertanyakan.
Seluruh satelit yang diluncurkan ke orbit memiliki masa pakainya masing-masing. Jika telah mencapai akhir dari masa pakainya, satelit ini akan turun secara perlahan dan jatuh ke atmosfer. Saat proses de-orbit terjadi, satelit ini akan terbakar.
Menurut studi terbaru dari para peneliti di AS, dikutip dari Sciencealert, proses de-orbit atau masuk kembali ke atmosfer ini akan meninggalkan jejak. Ketika terbakar, 360 ton partikel kecil aluminium oksida akan terbuang ke atmosfer setiap tahunnya.
Sebagian besar sisa aluminium ini akan memasuki ketinggian 50 hingga 85 kilometer, kemudian melayang ke stratosfer yang menjadi rumah bagi lapisan ozon. Partikel-partikel kecil ini akan memfasilitasi terbentuknya reaksi kimia yang merusak lapisan ozon.
Hilangnya lapisan ozon ini akan didukung aerosol. Semakin banyak aerosol yang ada di stratosfer, semakin cepat juga lapisan ozon akan mengalami kerusakan. Namun, proses terjadinya reaksi kimia tidak semudah yang kita bayangkan.
Baca juga:
Tahun lalu, para peneliti menemukan bahwa 10 persen aerosol sudah mengandung aluminium dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat hingga 50 persen dalam 10 hingga 30 tahun ke depan. Belum diketahui pasti apa dampak dari peningkatan ini.
Namun, partikel aluminium dari sampah satelit seperti Starlink dapat menjadi pemicu munculnya partikel mengandung es. Dalam beberapa tahun ke depan, stratosfer akan dipenuhi partikel yang lebih kecil, dingin, dan reflektif.
Belum ada penelitian yang menjelaskan interaksi antara partikel aluminium dengan asam sulfat, asam nitrat, dan air. Untuk saat ini, belum bisa dipastikan apakah partikel aluminium ini bisa menghancurkan lapisan ozon secara masif.
Para peneliti masih harus mendalami studi mengenai dampak dari proses terbakarnya sampah satelit di atmosfer. Hal ini perlu segera diteliti karena SpaceX sudah memiliki lebih dari 5.000 satelit di orbit dan akan meluncurkan lebih banyak lagi.