IHSG Pekan Depan Diprediksi Tetap Tertekan

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini ditutup melemah 14,52 persen dibanding penutupan pekan lalu. IHSG pekan ini ditutup di level 4.194,94, melemah dibanding penutupan pekan sebelumnya yang di level 4.907,57.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, pasar saham Indonesia berhasil ditutup positif pada perdangangan Jumat kemarin merespon positifnya pasar global dan regional.

Pemotongan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia tidak terlalu direspon pasar akibat pengaruh dari luar. BPS menyatakan neraca perdagangan periode Februari 2020 surplus sebesar 2,34 miliar dolar AS. Surplus terjadi akibat nilai ekspor sebesar 13,94 miliar dolar AS dan nilai impor sebesar 11,60 miliar dolar AS.

IHSG pada Jumat kemarin berhasil menguat, tetapi melihat tekanan pada pasar Amerika, Hans memperkirakan IHSG berpeluang kembali tertekan turun dengan support di level 3.918 sampai 3.686 dan resistance di level 4.238 sampai 4.900.

"Awal pekan peluang tekanan tetapi di akhir pekan kami perkirakan IHSG dapat kembali naik terbatas. Pelaku pasar harus tenang jangan panik dan tetap rasional. Lakukan akumulasi beli bagi investor yang punya jangka waktu investasi lebih dari 1 tahun," ujar Hans dalam risetnya yang dikutip Minggu 22 Maret.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), meski IHSG dalam tren pelemahan, rata-rata nilai transaksi harian dan rata-rata volume transaksi harian selama sepekan ini ditutup dengan menunjukkan peningkatan.

Untuk rata-rata nilai transaksi harian mengalami peningkatan sebesar 2,12 persen menjadi Rp7.987 triliun dari Rp7.821 triliun pada pekan sebelumnya. Kemudian, rata-rata volume transaksi harian menunjukkan peningkatan sebesar 15,35 persen menjadi 7.302 miliar unit saham dari 6.330 miliar unit saham pada pekan sebelumnya.

Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami penurunan sebesar 12,94 persen sebesar 411.606 ribu kali transaksi dari 472.770 ribu kali transaksi pada penutupan perdagangan pekan lalu. Nilai kapitalisasi pasar juga turun menjadi Rp4.854,050 triliun dari Rp5.678,279 triliun pada pekan sebelumnya.