LAUSD Pertimbangkan Larangan Penggunaan Smartphone untuk 429.000 Siswa
JAKARTA - Los Angeles Unified School District (LAUSD) pada Selasa 18 Juni akan mempertimbangkan larangan penggunaan smartphone untuk 429.000 siswanya dalam upaya melindungi generasi anak-anak dari gangguan dan media sosial yang merusak pembelajaran dan kesehatan mental.
Usulan ini dirumuskan sebelum Ahli Bedah Umum AS, Vivek Murthy, pada Senin 17 Juni yang menyerukan label peringatan pada platform media sosial, mirip dengan yang ada pada bungkus rokok, karena ia menganggapnya sebagai darurat kesehatan mental.
Dewan distrik sekolah terbesar kedua di Amerika Serikat dijadwalkan untuk memberikan suara pada usulan untuk dalam waktu 120 hari mengembangkan kebijakan yang akan melarang penggunaan ponsel dan platform media sosial oleh siswa dan diterapkan pada Januari 2025.
Sekolah-sekolah di L.A. akan mempertimbangkan apakah ponsel harus disimpan dalam kantong atau loker selama jam sekolah, menurut agenda rapat, dan pengecualian apa yang harus diberikan untuk siswa dengan disabilitas belajar atau fisik.
Nick Melvoin, anggota dewan dan mantan guru sekolah menengah yang mengusulkan resolusi tersebut, mengatakan ponsel sudah menjadi masalah ketika ia meninggalkan kelas pada tahun 2011, dan sejak itu teks dan likes yang terus-menerus semakin memburuk.
"Ini adalah momen yang waktunya telah tiba. Ketika saya berbicara dengan guru, administrator, dan orang tua, ini adalah salah satu kekhawatiran utama," kata Melvoin.
Jika disetujui, Los Angeles akan bergabung dengan sejumlah distrik sekolah kecil yang melarang akses ke ponsel atau media sosial. Florida, dengan sekitar 2,8 juta siswa sekolah negeri, tahun lalu mengesahkan undang-undang yang mewajibkan distrik sekolah untuk mencegah akses siswa ke media sosial. Beberapa negara bagian lain telah memperkenalkan undang-undang serupa.
Baca juga:
Meskipun penelitian tentang risiko kesehatan mental masih belum lengkap, ahli bedah umum mengatakan keadaan darurat ini begitu nyata sehingga memerlukan tindakan.
Ia mengutip sebuah studi dari JAMA yang menunjukkan remaja yang menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di media sosial mungkin berisiko lebih tinggi terkena penyakit mental, sementara juga merujuk pada jajak pendapat Gallup yang menunjukkan rata-rata remaja menghabiskan 4,8 jam per hari di media sosial.
Distrik sekolah L.A. mengutip bukti lain bahwa kecanduan ponsel terkait dengan peningkatan tingkat kecemasan dan perundungan dunia maya.