Mengenal Sapi Limosin, Sapi Sultan Idola Pejabat sampai Selebritas Tanah Air untuk Kurban
JAKARTA – Kurban adalah ibadah ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Seperti halnya umat Muslim lain, Presiden Joko Widodo juga melaksanakan ibadah kurban pada Iduladha 2024.
Presiden Jokowi kerap menebar hewan kurban di berbagai provinsi di Indonesia menjelang Hari Raya Iduladha. Khusus tahun ini, mantan Wali Kota Solo tersebut akan berkurban 68 ekor sapi dengan bobot antara 800 kilogram sampai 1 ton. Sebagian besar dikirim ke setiap provinsi di Indonesia dan dikelola oleh pemerintah provinsi masing-masing.
Sebanyak 38 ekor sapi dikirim ke setiap provinsi, satu ekor untuk Masjid Istiqlal, satu ekor sapi untuk Masjid Darussalam IKN, dan satu ekor lagi untuk masjid tempat Jokowi melaksanakan Salat Iduladha.
“Jumlahnya adalah semua provinsi mendapatkan satu, termasuk satu Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Nusantara dan beberapa arahan khusus Bapak Presiden,” ujar Kasetpres Heru Budi Hartono dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (14/6/2024).
Berasal dari Prancis
Jenis sapi kurban yang dipilih mantan Wali Kota Solo ini pun selalu menjadi perhatian media massa. Berdasarkan penelusuran, Jokowi pernah berkurban sapi jenis brahman pada 2023, sapi peranakan ongole pada 2021, dan sapi jenis limosin yang kerap menjadi pilihan, termasuk untuk kurban Iduladha 2024.
Dari total 68 sapi, tiga ekor sapi milik peternak di Kota Bandung terpilih menjadi salah satu hewan kurban Presiden Jokowi tahun ini. Sapi jenis simental dan limosin memiliki bobot sekitar 1,2 ton dengan harga Rp100 juta dan dipilih melalui seleksi yang ketat hingga dinyatakan layak.
Karena bobotnya yang besar dan harga yang fantastis, sapi jenis limosin kerap dijuluki sapi sultan.
Sapi limosin tidak hanya dipilih Jokowi, tapi juga menjadi primadona di kalangan pejabat dan selebritas Tanah Air. Kabarnya, jenis sapi ini memiliki kualitas daging yang baik. Apa saja kelebihan sapi limosin?
Sapi limosin bisa dibilang merupakan ras sapi tertua di dunia. Mengutip laman Kementerian Pertanian, sapi limosin adalah jenis sapi potong berotot yang berasal dari daerah Limousin dan Marche di Prancis.
Kawasan tersebut memiliki curah hujan sedang, dengan kondisi iklim yang cukup ekstrem dan tanah granit. Dengan kondisi seperti itu, tanaman di ladang cukup sulit bagi kehidupan hewan ternak di sana. Sapi limosin berevolusi menjadi sapi ternak dengan tubuh yang kokoh, kesehatan yang baik dan kemampuan beradaptasi yang mumpuni.
Baca juga:
- Pemerintah Jangan Ngaco, Pelaku Judi Online Bukan Korban Kok Mau Dimasukkan Daftar Penerima Bansos
- Kegagalan PPP Layak Dijadikan Contoh Malapraktik Politikus dalam Kaderisasi Parpol
- Regulasi dan Integritas Aparat Jadi Kendala Pemberantasan Judi Online di Indonesia
- Nasib Hilirisasi Nikel setelah Proses Banding Indonesia di WTO Mandek
Karena sumber daya alam yang kurang, wilayah tersebut juga relatif terisolasi dan hewan ternaknya tidak terpengaruh gangguan genetik dari faktor eksternal. Dengan tubuh yang kokoh dan berotot, sapi limosin dianggap sebagai hewan ternah pekerja yang diandalkan peternak.
Sapi limosin secara alami memiliki tanduk dan memiliki warna coklat gandung yang lebih terang hingga warna merah keemasan yang lebih gelap. Namun melalui percobaan inseminasi buatan terhadap sapi limosin menjadikan sapi ini tidak memiliki tanduk.
Kualitas Terbaik untuk Sapi Potong
Selain itu, sapi limosin juga memiliki keunggulan dari tingkat fertilasi yang tinggi. Dalam buku Bangsa-Bangsa Sapi, Panjono mengungkapkan bahwa sapi limosin merupakan sapi dengan postur yang sangat cocok untuk dijadikan sapi potong. Saat baru lahir, sapi limosin memiliki berat tubuh yang hampir sama dengan jenis sapi lainnya, yaitu 39 sampai 42 kilogram.
Setiap harinya, berat badan sapi jenis ini mengalami pertambahan 1 sampai 1,4 kilogram. Proses pertumbuhan yang lebih pesat dibandingkan jenis sapi lain membuat sapi limosin dewasa bisa mencapai bobot hingga satu ton.
Limosin pertama kali diekspor dari Prancis dalam jumlah yang signifikan pada 1960-an dan sekarang sudah tersebar di sekitar 70 negara.
Secara fisik, sapi limosin memiliki tubuh memanjang dengan kontur pinggul yang berotot. Sapi ini juga memiliki bulu berwarna emas meras yang tersebar di sebujur bagian perut bawah, paha dalam, sekitar mata, moncong, dan ujung ekor.
Selain pertumbuhan yang pesat sapi limosin juga memiliki tekstur daging berbeda. Menurut Purnawan Yulianto, dalam buku Beternak Sapi Limosin, tekstur daging sapi limosin lebih empuk dan lezat dibandingkan tekstur daging jenis lain. Tak hanya itu, daging sapi limosin juga rendah lemak. Menurut sejumlah riset, sebanyak 95 persen daging sapi limosin bebas lemak.