Microsoft Diaudit DPR AS Setelah Peretasan Besar-besaran oleh China dan Rusia
JAKARTA - Presiden Microsoft Brad Smith bersaksi di depan panel Keamanan Dalam Negeri Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Kamis, 13 Juni untuk menjawab pertanyaan tentang praktik keamanan perusahaan setelah peretas Rusia dan China membobol sistem mereka selama setahun terakhir.
Peretas yang terkait dengan China mencuri 60.000 email Departemen Luar Negeri AS tahun lalu dengan meretas sistem raksasa teknologi itu. Sementara itu kelompok Rusia memata-matai email staf senior Microsoft awal tahun ini, menurut pengungkapan perusahaan.
Dalam laporan "pedas" pada April, Dewan Peninjauan Keamanan Cyber - dibentuk oleh Sekretaris Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas - mengecam Microsoft karena kurangnya transparansi atas peretasan China, yang menurut dewan bisa dicegah.
"Karena ini bukan kali pertama Microsoft menjadi korban serangan Siber yang bisa dihindari, dan mengingat laporan CSRB, sekarang tanggung jawab Kongres untuk memeriksa respons Microsoft terhadap laporan ini," kata anggota Kongres Mark Green dari Mississippi.