AI Bantu Pemilik Kucing di Jepang Deteksi Kesehatan Hewan Peliharaan
JAKARTA – Di tengah populasi yang menua dan angka kelahiran yang menurun, hewan peliharaan seperti kucing telah mengambil peran penting dalam banyak rumah tangga di Jepang. Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan kesejahteraan hewan peliharaan, teknologi kecerdasan buatan (AI) mulai digunakan untuk membantu pemilik kucing memantau kondisi kesehatan hewan peliharaan mereka.
Aplikasi smartphone berbasis AI seperti CatsMe! menawarkan solusi inovatif untuk mendeteksi tanda-tanda sakit pada kucing, mengurangi kebutuhan kunjungan ke dokter hewan, dan memberikan ketenangan bagi pemilik yang ingin memastikan kesejahteraan teman berbulu mereka.
Asosiasi Makanan Hewan Peliharaan Jepang memperkirakan ada hampir 16 juta kucing dan anjing peliharaan di negara itu tahun lalu, lebih banyak dari jumlah anak di bawah 15 tahun.
Profesor Nihon University dan kepala Nihon University Animal Medical Center, Kazuya Edamura, 49, menggunakan 'CatsMe!', aplikasi smartphone berbasis AI yang dikembangkan bersama oleh startup teknologi Carelogy dan peneliti di Nihon University. Aplikasi ini mengklaim dapat mengetahui kapan kucing merasakan sakit, selama pemeriksaan pada seekor kucing di pusat medis di Fujisawa, selatan Tokyo, Jepang, 11 Juni 2024.
Startup teknologi Carelogy dan peneliti di Nihon University mengembangkan CatsMe! dengan melatihnya pada 6.000 gambar kucing, dan aplikasi ini telah digunakan oleh lebih dari 230.000 pelanggan sejak diluncurkan tahun lalu. Para pengembang mengatakan tingkat akurasinya lebih dari 95% dan mengharapkan tingkat tersebut meningkat seiring AI dilatih pada lebih banyak wajah kucing.
Profesor Nihon University, Kazuya Edamura, mengatakan bahwa dokter hewan seperti dirinya dapat mengetahui hingga tingkat tertentu apakah seekor hewan merasakan sakit atau tidak, tetapi tugas ini lebih sulit bagi pemilik.
Baca juga:
"Statistik kami menunjukkan bahwa lebih dari 70% kucing tua memiliki artritis atau nyeri, tetapi hanya 2% dari mereka yang benar-benar pergi ke rumah sakit," kata Edamura. "Jadi, daripada diagnosis akhir, kami menggunakan (aplikasi) sebagai alat untuk menyadarkan pemilik apakah situasinya normal atau tidak."
Kitakata dan Chi tinggal di sebuah apartemen di pusat Tokyo dengan tempat tidur siang yang sempurna di dekat jendela balkon yang menghadap ke pohon sakura lima lantai di bawahnya. Dia memantau aktivitas toilet Chi dan menggunakan aplikasi untuk membaca wajahnya setiap hari.
Kitakata telah memiliki kucing sejak usia pertengahan 20-an, termasuk Soran, seekor kucing jantan belang coklat yang meninggal sekitar enam tahun lalu karena kanker pada usia delapan tahun.
"Jika saya menyadarinya, mungkin kami bisa melakukan perawatan kanker lebih awal atau sesuatu dan itu akan membantu, tetapi bahkan dokter hewan pun tidak tahu," katanya, dengan air mata menggenang di matanya. "Saya mungkin bisa menyelamatkannya."