Kedekatan Rusia-Korea Utara Tidak Perlu Dikhawatirkan, Kremlin: Korut Negara Bersahabat
JAKARTA - Kremlin mengatakan pada Hari Kamis, kedekatan Rusia dan KOrea Utara tidak perlu dikhawatirkan dan tidak boleh ditentang, lantaran hak kedua negara untuk membangun hubungan baik.
Itu dikatakan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, menjawab pertanyaan mengenai kekhawatiran Barat akan kemungkinan Moskow merevisi kebijakannya terhadap Pyongyang karena tekanan Barat terhadap Rusia terkait Ukraina, secara khusus, mungkin akan mentransfer teknologi rudal dan nuklir kepada Korut.
"Korut adalah tetangga kami, negara yang bersahabat dengan kami dan kami mengembangkan hubungan bilateral. Kami akan terus melakukannya ke arah yang lebih baik," kata Peskov, melansir Reuters 13 Juni.
"Potensi pengembangan hubungan kami sangat besar. Kami percaya hak kami untuk mengembangkan hubungan baik dengan negara tetangga, tidak perlu dikhawatirkan oleh siapa pun dan tidak dapat dan tidak boleh ditentang oleh siapa pun," tandasnya.
Sementara itu, surat kabar Vedomosti Rusia melaporkan pada Hari Senin, Presiden Vladimir Putin akan mengunjungi Korea Utara dan Vietnam dalam beberapa waktu mendatang.
Sedangkan kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan pada Hari Kamis, mengutip seorang pejabat senior di kantor kepresidenan, kunjungan Pemimpin Rusia ke Korea Utara diperkirakan akan berlangsung beberapa hari mendatang.
Namun, Peskov pada Hari Kamis menolak untuk menyebutkan tanggal atau agenda untuk kemungkinan kunjungan tersebut.
Terpisah, tanda-tanda Korea Utara tengah mempersiapkan kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin paling cepat minggu ini telah dikonfirmasi di bandara Pyongyang, dengan pesawat-pesawat telah sepenuhnya dibersihkan dari landasan, menurut sebuah laporan pada Hari Rabu berdasarkan citra satelit, dikutip dari Kyodo News.
NK News, situs web yang menyediakan berita dan analisis tentang Korea Utara, mengatakan pemindahan pesawat-pesawat tersebut jarang terjadi dan biasanya dikaitkan dengan kunjungan seorang pemimpin asing, tetapi itu dapat dimaksudkan untuk "memberi ruang bagi tim pendahulu Presiden Putin."
Baca juga:
- Pemimpin Senior Hamas Bilang Amandemen Proposal Gencatan Senjata yang Diusulkan Tidak Signifikan
- Khotbah Wukuf Arafah Akhir Pekan Ini Disampaikan oleh Syekh Maher Al-Muaiqly dan Diterjemahkan ke 50 Bahasa
- Hizbullah Bersumpah Tingkatkan Serangan ke Israel Usai Komandan Seniornya Tewas, AS Desak De-eskalasi
- Hamas Ingin Jaminan dari Amerika Serikat Terkait Proposal Gencatan Senjata Gaza
NK News juga mengatakan, pekerjaan pengaspalan dan renovasi baru-baru ini terdeteksi di sebuah monumen perang Rusia serta kampus Kementerian Pertahanan Korea Utara di Pyongyang, yang menunjukkan kemungkinan Presiden Putin dan Pemimpin Korut Kim Jong-un akan bertemu di sana.
Sejumlah objek besar juga muncul di Lapangan Kim Il-sung, mungkin sebagai persiapan untuk acara yang akan dihadiri kedua pemimpin, kata situs web tersebut berdasarkan citra satelit.
Tahun lalu, Pemimpin Kim berkunjung ke Rusia pada Bulan September, bertemu dengan Presiden Putin di pusat peluncuran luar angkasa Vostochny Cosmodrome di Timur Jauh Rusia.
Jika terlaksana, kunjungan Putin ke Korea Utara akan menjadi yang pertama sejak Juli 2000, ketika negara itu dipimpin oleh mendiang Kim Jong-il, ayah Pemimpin Kim.