Sudah Pelajari Kasus Bunuh Diri Prajurit TNI di Bogor, KSAD Jenderal Maruli: Masalah Utang

JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, mengatakan pihaknya sudah mengevaluasi kasus prajuritnya yang bunuh diri di Yonkes 1/YKH/1 Kostrad, Desa Cimandala, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. 

Menurut Maruli, yang bersangkutan memiliki banyak utang sehingga berujung menghabisi nyawanya sendiri. 

"Ya memang kalau kita lihat pelajari ininya (kasus, red), dia utangnya banyak. Mungkin dia tidak tahu mau bilang sama siapa, maka itu yang terjadi," ujar Jenderal Maruli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 12 Juni. 

Selain itu, KSAD juga mengevaluasi komandan satuan yang menjadi atasan prajurit yang meninggal di Kesatuan Batalyon Kesehatan Divisi Infanteri (Yonkes Divif) 1 Kostrad. Termasuk bagaimana perekrutan prajurit tersebut. 

"Kami juga mengevaluasi bagaimana komandannya, bagaimana waktu perekrutannya, ya itu yang bisa kita lakukan," jelas Maruli. 

Jenderal Maruli mengakui, judi online sudah menyentuh semua lembaga termasuk TNI-Polri. Karena itu, Mabes TNI telah mengimbau agar prajurit menjauhi praktik judol. 

"Di dalam (internal TNI, red) pun kami sudah berulang kali sampaikan tentang pinjol (pinjaman online, red) tentang judi online, kita sudah (prajurit) hampir 400.000 orang ya satu dua miss ya, tapi kita tetap (ingatkan, red)," katanya. 

Jenderal Maruli menambahkan, pihaknya juga telah menginformasikan kepada pihak keluarga mengenai peristiwa tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban TNI. Dia berharap, kejadian serupa tidak terjadi lagi dikemudian hari. 

"Evaluasi di dalam ya harus, kita enggak mau kejadian lagi lah," pungkasnya. 

Diketahui sebelumnya, seorang prajurit berinisial PSG ditemukan meninggal dunia pada Selasa 4 Juni pukul 00.10 WIB di kamar OB Rumah Sakit Lapangan Yonkes 1/YKH/1 Kostrad, Desa Cimandala, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.

Korban ditemukan meninggal dunia oleh seorang prajurit yang sedang tugas piket. Prajurit piket kemudian melaporkan peristiwa tersebut kepada Komandan Yonkes (Danyonkes) dan Komando Atas.

Selanjutnya, Asisten Bidang Intelijen (Asintel) Divisi tiba di Yonkes Kostrad untuk melaksanakan visum et repertum terhadap korban.

Berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, 4 Juni, korban diduga meninggal dunia dan bunuh diri karena stres terlilit utang. Korban dikabarkan pernah mengajukan pinjaman di BRI Kesatuan, tetapi tidak diterima oleh Komandan Yonkes Divif 1 Kostrad.