Di Tengah Dominasi EV Murah China, Nissan Tetap Andalkan Keunikan dan Emosi Berkendara

JAKARTA - Dunia otomotif global saat ini dihiasi oleh berbagai merek dari China yang menawarkan kendaraan listrik (EV) dengan harga terjangkau, alhasil persaingan panas dengan sejumlah produsen kendaraan lain tak terelakkan. Namun, pabrikan seperti Nissan tidak mau terpengaruh dengan itu.

Pabrikan dari Jepang ini telah menawarkan dua model EV seperti Ariya maupun Leaf. Meskipun harga yang ditawarkan tidak terjangkau seperti rival dari negeri tirai bambu, Nissan memiliki daya tarik yang berbeda dalam pasar ini.

Senior Vice President and Chief Planning Officer Africa, Middle East, India, Europe, dan Oceania Francois Bailly, mengatakan bahwa harga bukanlah satu-satunya faktor pendorong dari penjualan kendaraan listrik.

“Menurunkan harga EV adalah tujuan utama kami, itulah sebabnya kami melakukan berbagai aktivitas untuk mendapatkan harga terbaik di pasar dibandingkan dengan produsen dari China dan lainnya,” kata Bailly dikutip dari Drive, Selasa, 11 Juni.

Meskipun demikian, ia juga menekankan bahwa pihaknya akan tetap menawarkan hal lainnya kepada para pelanggan seperti rasa berkendara yang impresif dan memuaskan.

“Tetapi yang benar-benar ingin saya tekankan adalah emosi yang diberikan mobil kami kepada pelanggan,” tambah Bailly.

Bailly juga mengonfirmasi bahwa pihaknya akan melakukan perombakan terhadap sejumlah model, seperti Juke yang akan diubah menjadi EV sepenuhnya bersamaan dengan Leaf generasi terbaru dan akan diproduksi di pabrik Sunderland, Inggris. Pabrikan juga mengungkap crossover ini kemungkinan akan berbasis dari Hyper Punk, mobil konsep yang dipamerkan di Japan Mobility Show 2023.

Hyper Punk

“Juke generasi berikutnya dengan basis Hyper Punk akan menjadi model yang akan menarik perhatian di jalan raya,” tambah Bailly.

Pada Maret lalu, pabrikan berbasis di Yokohama, Jepang ini meluncurkan perencanaan strategi “The Arc” terdiri dari peluncuran 30 model baru untuk pasar global pada tahun 2026 mendatang, dengan 16 di antaranya merupakan kendaraan berpenggerak listrik (EV).

Lebih lanjut, mereka berencana untuk mengurangi biaya produksi kendaraan listrik generasi berikutnya sebesar 30 persen, membuka jalan bagi keseimbangan biaya antara EV dan kendaraan ICE pada tahun 2030.

Nissan juga merinci beberapa model yang akan diluncurkan untuk beberapa pasar, seperti delapan model New Energy Vehicle (NEV) di China, tujuh model di AS dan Kanada, lima model di Jepang dan Timur Tengah, serta tiga model di India dan Afrika, dan dua model di Oseania.

Meskipun tetap mempertahankan keseimbangan antara ICE dan EV dalam dua tahun ke depan, Nissan berencana untuk meningkatkan investasi dalam elektrifikasi hingga lebih dari 70 persen pada tahun 2026.