Badan Geologi Bakal Ledakkan Batuan Material Gunung Marapi Cegah Banjir
JAKARTA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM bersama dengan kementerian dan lembaga terkait bakal melakukan peledakan batuan material Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dalam waktu dekat.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wahid menyampaikan, pihaknya sejak minggu lalu sudah berkoordinasi dengan BNPB, BMKG, serta Kementerian PUPR untuk memastikan langsung posisi sebaran batu-batu besar dari material erupsi Gunung Marapi tersebut.
“Sejak minggu lalu BNPB, stakeholder terkait berkoordinasi dengan Badan Geologi sudah sama-sama turun ke lapangan untuk memeriksa posisi material batu-batu yang besar. Kami coba antisipasi dengan diledakkan agar batu yang besar ini jangan menjadi sumbatan,” kata Wahid dalam konferensi pers daring bertajuk “Rangkaian erupsi gunung api Sumatera-Sulawesi-Maluku-Nusa Tenggara sejak Januari 2024” di Bandung, Provinsi Jawa Barat pada Kamis 6 Juni, disitat Antara.
Peledakan batu-batu besar tersebut dimaksudkan untuk mencegah perluasan banjir ketika terjadi hujan akibat timbunan material di satu lokasi yang menyumbat aliran air.
Di samping itu, peledakan batuan tersebut dimaksudkan agar jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi di bagian hulu sungai, material batuan tidak kembali tergerus ke hilir dan menjadi ancaman bagi masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, ia juga menjelaskan berbagai letusan gunung api di wilayah pulau Sumatera maupun Jawa yang terjadi dalam waktu berdekatan tidak ada hubungannya dengan lokasi Indonesia yang berada di Lingkaran Cincin Api Pasifik atau ring of fire.
Baca juga:
- Tawa Megawati usai Hasto Diperiksa Polisi: Kamu Rasakan Seperti Saya Waktu Zaman Orba
- Demokrat Gugat UU DKJ, Anggap Sudah Tidak Relevan Walkot Diangkat Gubernur
- RDP Komisi IX DPR Sepakati BPJS Kesehatan, DJSN dan Kemenkes Bentuk Pokja Penerapan KRIS
- Alexander Marwata Bantah Pimpinan KPK 'Lawan' Dewas saat Diperiksa Etik
Pasalnya, kemunculan aktivitas gunung api disebabkan aktivitas tektonik di bawah permukaan bumi. Di samping itu, ia juga menyebutkan karakteristik magma di wilayah bagian barat maupun timur Indonesia berbeda sehingga pada akhirnya turut mempengaruhi pola aktivitas gunung api di masing-masing wilayah tersebut.
“Jadi kalau dihubungkan dengan ring on fire, memang ring on fire-nya banyak sekali Indonesia ini, tetapi tidak saling berhubungan satu sama lain,” jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk senantiasa waspada dan mematuhi himbauan yang disampaikan oleh pengelola kawasan gunung api, khususnya yang aktif dan menjadi destinasi wisata, mengingat himbauan tersebut merupakan rekomendasi dari Badan Geologi Kementerian ESDM.