Pengusaha Ungkap Tiga Tantangan Ekspor Terbesar pada LPEI
JAKARTA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank terus mendorong ekspor nasional dengan menginisiasi Forum Berani Mendunia sebagai wadah diskusi dan kolaborasi ekosistem ekspor yang terdiri dari kementerian, perbankan, mitra kerja, pelaku UKM, asosiasi dan lainnya dalam rangka bersama-sama membangun dan meningkatkan kapasitas UKM agar berani mendunia secara berkelanjutan.
Adapun, dalam diskusi tersebut para pelaku ekspor menyoroti tiga tantangan ekspor bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) yaitu perihal menjaga kualitas dan kapasitas produk ekspor, tantangan logistik, dan strategi menemukan buyer terpercaya.
Dalam diskusi tersebut, para eksportir membahas upaya mereka dalam meningkatkan nilai tambah produk dan memberikan manfaat bisnis dalam menembus pasar internasional.
CEO PT Tartaruga Food Indonesia Achmad Jawahir alumni Coaching Program for New Exporter (CPNE) LPEI tahun 2023 menuturkan, dalam pengalamannya tantangan terbesar dalam melakukan ekspor yaitu membutuhkan buyer untuk menembus pasar internasional.
"Pengalaman saya mendapat kesempatan ekspor ke negara Malaysia, itu awalnya difasilitasi oleh Indonesia Eximbank melalui (program) Business Matching," jelasnya dalam keterangannya, Kamis, 6 Juni.
Adapun, Tartaruga didirikan sejak tahun 2020 dan berhasil menjadi pabrik pengolahan rumput laut yang memiliki sertifikasi halal dan sertifikasi Good Manufacturing Practices (GMP). Dengan pengolahan produk berbahan baku rumput laut yang tinggi serat, vitamin, mineral dan rendah kolesterol, produk Tartaruga berhasil tembus ekspor ke Malaysia, Australia, dan Arab Saudi.
Selain itu, CEO PT Hadir Mengharumkan Nusantara Rizky Arief Dwi Prakoso, pemilik brand parfum HMNS yang tengah hypes di pasar domestik menyampaikan bahwa tantangan produknya dalam menembus pasar dunia adalah bagaimana memiliki competitive advantage dibandingkan global fashion brand.
Baca juga:
Sementara, Founder CV IKAPEKSI Agro Industri Nurjannah menuturkan tantangan saat awal dalam melakukan ekspor, yaitu kurangnya pengetahuan dalam melakukan ekspor meskipun telah mendapatkan respon positif dari calon buyer.
“Alhamdulillah kami mendapatkan pelatihan PNE dari LPEI pada tahun 2019 lalu, kami selama satu tahun dibimbing dan efeknya luar biasa,” katanya.
Nurjanah juga menceritakan bahwa di awal tahun 2022, CV IKAPEKSI Agro Industri mengikuti Business Matching LPEI dan berhasil mencetak ekspor ke Arab Saudi senilai 37.000 dolar AS atau setara dengan 22 ton kecap. Hingga saat ini, kecap Oishii telah berhasil diekspor ke Arab Saudi dan Jepang.
Nurjannah memulai usaha kecap Oishii bermula pada 2017 lalu di Kebumen, Jawa Tengah dengan cita-cita memproduksi kecap manis sehat tanpa bahan tambahan seperti penguat rasa, pewarna makanan, dan pengawet makanan.
"Kecap Oishii memanfaatkan bahan-bahan dan rempah asal Indonesia seperti kedelai putih, jahe, sereh, gula kelapa, dan lengkuas," jelasnya.