Akun Media Sosial Frax Finance Dibajak! Dugaan Keterlibatan Orang Dalam di Balik Peretasan

 JAKARTA - Akun media sosial platform peminjaman kripto Frax Finance di X (dulu dikenal sebagai Twitter) diretas pada 1 Juni. Namun, yang mengejutkan, peretas tidak mengakses atau mengubah kata sandi yang ada. CEO Frax Finance, Sam Kazemian, segera meminta bantuan para pengikutnya di X untuk menghubungi layanan pelanggan X guna mengembalikan kendali atas akun tersebut.

Pengguna melaporkan bahwa X membutuhkan sekitar 72 jam untuk menangani keluhan terkait akun yang dikompromikan. Proses ini melibatkan pengajuan permintaan dukungan dengan alamat email yang terhubung dan melalui proses bolak-balik yang melibatkan pengiriman informasi tambahan sesuai arahan.

Meskipun X menyarankan untuk mengubah kata sandi selama terjadi kompromi akun, Kazemian mengklaim bahwa kata sandi tidak diubah dan menegaskan bahwa tidak ada masalah di dalam Frax Finance yang dapat menyebabkan peretasan ini. Sebaliknya, dia mencurigai keterlibatan orang dalam yang bekerja di X. 

"Akun X Frax Finance telah diretas dan tampaknya ini adalah pekerjaan orang dalam atau rekayasa sosial di dalam X karena tidak ada pengaturan ulang kata sandi atau masalah lain di dalam Frax sendiri," kata Kazemian.

Lebih dari 48 jam setelah peretasan, baik Frax Finance, Kazemian, maupun perwakilan X belum memberikan pembaruan mengenai pemulihan akun tersebut. Akibatnya, rekomendasi CEO untuk menghindari semua tautan situs web yang dibagikan dari akun X yang dikompromikan tetap berlaku saat tulisan ini dibuat.

Tanggapan terhadap seruan bantuan Kazemian menunjukkan bahwa Frax Finance berhasil mendapatkan "jalur langsung" ke tim dukungan pelanggan X.

Bukan Hanya Protokol Kripto yang Menjadi Korban Peretasan

Peretasan akun X tidak hanya terbatas pada protokol kripto. Baru-baru ini, akun media sosial pedagang terkemuka, rapper, dan selebritas A-list juga mengalami nasib yang sama seperti Frax Finance.

Akun-akun X para influencer dan selebritas yang diretas digunakan untuk mempromosikan berbagai cryptocurrency, termasuk Terra (LUNA2), Ordi (ORDI), dan memecoin yang terinspirasi oleh selebritas.

Banyak anggota komunitas yang terkejut melihat peretas tidak memanfaatkan skema ini sebaik mungkin. "Dia bisa memilih micro cap yang lebih meyakinkan untuk dipompa 10-20x, tapi malah memilih untuk mempromosikan ORDI dan LUNA2 untuk kenaikan yang hanya 10%," kata analis kripto, Miles Deutscher.

Peretasan akun media sosial, terutama di platform seperti X, terus menjadi ancaman serius bagi individu dan organisasi. Kasus Frax Finance menyoroti pentingnya keamanan siber yang kuat dan kewaspadaan terhadap potensi rekayasa sosial dan keterlibatan orang dalam.