'Patahkan' Sejarah 200 Tahun, Claudia Sheinbaum jadi Perempuan Pertama Presiden Meksiko

JAKARTA - Proyeksi kemenangan Claudia Sheinbaum dalam pemilihan presiden di Meksiko terjawab sudah. Ia 'mematahkan' sejarah 200 tahun negara itu berdiri dan menjadi presiden pertama perempuan. 

"Saya akan menjadi presiden wanita Meksiko pertama," kata Sheinbaum sambil tersenyum, berbicara di sebuah hotel di pusat kota tak lama setelah otoritas pemilu mengumumkan sampel statistik yang menunjukkan bahwa dia memegang kepemimpinan yang tidak dapat diubah dikutip via cbsnews, Senin, 3 Juni.

"Saya tidak membuatnya sendiri. Kita semua berhasil, dengan pahlawan wanita kita yang memberi kita tanah air kita, dengan ibu kita, putri kita, dan cucu perempuan kita," tambahnya. 

Sheinbaum merupakan Ilmuwan iklim dan mantan wali kota Mexico City. Ia menegaskan, kemenangannya itu menunjukan Meksiko adalah negara demokratis dengan pemilihan umum yang damai.

Presiden Lembaga Pemilihan Nasional mengatakan Sheinbaum memiliki antara 58,3 persen dan 60,7 persen suara, menurut sampel statistik. Kandidat oposisi Xch Chit Gá Lvez memperoleh antara 26,6 persendan 28,6 persen suara dan Jorge Á Varez MáYnez memperoleh antara 9,9 persen dan 10,8 persen suara.

Penghitungan awal, yang dimulai dengan sangat lambat, menempatkan Sheinbaum unggul 27 poin dari GáLvez dengan 42 persen penghitungan tempat pemungutan suara dihitung tak lama setelah pidato kemenangannya.

Calon dari partai yang berkuasa berkampanye untuk melanjutkan jalur politik yang ditetapkan selama enam tahun terakhir oleh mentor politiknya, Presiden André

Sheinbaum yang berusia 61 tahun memimpin kampanye secara langsung meskipun mendapat tantangan berat dari Gá Ini.

"Tentu saja, saya mengucapkan selamat kepada Claudia Sheinbaum dengan segala hormat saya yang menjadi pemenang dengan selisih yang lebar," kata L Ob "Dia akan menjadi presiden (wanita) pertama Meksiko dalam 200 tahun."