90 Persen Sekolah di Jawa Barat Terapkan Kurikulum Merdeka
BANDUNG - Sebanyak 4.582 dari 5.094 sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan Jawa Barat berhasil menerapkan Kurikulum Merdeka. Jumlah tersebut terdiri dari 1.626 sekolah menengah atas (SMA), 2.642 sekolah menengah kejuruan (SMK), dan 314 sekolah luar biasa (SLB). Dengan demikian, masih terdapat 149 SMA, 286 SMK, dan 77 SLB yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka.
Untuk seluruh jenjang pendidikan, sekolah yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di Jawa Barat mencapai 36.201 sekolah. Merujuk dashboard implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Barat, jumlah sekolah IKM terbagi ke dalam tiga kategori, yakni mandiri belajar sebanyak 10.833 sekolah, mandiri berubah sebanyak 24.496, dan mandiri berbagi sebanyak 872 sekolah. Data dashboard mengacu kepada pendaftaran mandiri secara online, belum termasuk yang offline melalui Dinas Pendidikan setempat.
“Kami terus melakukan penguatan terhadap sekolah-sekolah yang sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Sementara itu, sekolah-sekolah yang belum mendaftar, Dinas Pendidikan Jawa Barat sudah dilakukan coaching untuk dilihat berbagai kendala yang dihadapi dan didorong untuk mendaftar atau mengimplementasikan pada tahun ajaran 2024/2025,” ungkap Sekretaris Dinas Pendidikan Jawa Barat Deden Saepul Hidayat, Kamis 30 Mei.
Deden berharap kegiatan Festival Pendidikan Jawa Barat yang di dalamnya turut dihelat Festival Kurikulum Merdeka menjadi ajang sosialisasi yang menampilkan cerita dan praktik, baik Impmentasi Kurikulum Merdeka dan membangkitkan semangat kolaborasi dalam melanjutkan gerakan Merdeka Belajar di Jawa Barat. Festival Pendidikan Jawa Barat 2024 berlangsung selama empat hari di Sasana Budaya Ganesha, mulai 29 Mei hingga 1 Juni 2024.
“Semoga Festival Pendidikan Jawa Barat ini dapat menginspirasi seluruh insan pendidikan di Jawa Barat dan memperkuat komitmen dalam mewujudkan transformasi pendidikan untuk melahirkan generasi masa depan yang unggul. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat hadir untuk mempersiapkan generasi masa depan dalam menghadapi tantangan perubahan yang sangat cepat, kompleks, dan penuh ketidakpastian, dengan meluncurkan Transformasi Pendidikan dengan tagline Terdidik Terbaik,” harap Deden.
Di tempat yang sama, Kepala BBPMP Jawa Barat Sri Wahyuningsih menjelaskan bahwa Festival Kurikulum Merdeka merupakan ruang untuk memberikan apresiasi kepada pelaku-pelaku pendidikan, khususnya di satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan di Jawa Barat. Secara khusus apresiasi progres belajar pada platform Merdeka Mengajar yang berhasil mencapai capaian tertinggi. Apresiasi juga diberikan kepada pemerintah daerah yang aktif menggunakan platform Merdeka Mengajar.
Selain itu, karya terbaik dalam menyampaikan cerita makna IKM melalui pemanfaatan berbagai sumber dalam bentuk potret cerita. Cerita terbaik adalah mereka yang berhasil memberikan kesan mendalam bagaimana IKM dilaksanakan, terutama dipahami, dimaknai, dan diimplementasikan. Dengan begitu, mampu menggambarkan kesan mendalam dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di satuan pendidikan.
“Alhamdulillah yang masuk lebih dari 2.000 karya. Antusias masyarakat luar biasa ingin menyampaikan kepada dunia, kepada khalayak, bagaimana pemanfaatan IKM ini betul-betul telah dilakukan di satuan pendidikan dan bagaimana implementasi mendorong karakter anak-anak kita dalam pemanfaatan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5),” papar Sri.
Sri menilai Kurikulum Merdeka telah membawa perubahan penting dalam praktik pendidikan di Provinsi Jawa Barat. Perubahan tersebut adalah terjadinya transformasi pembelajaran di tingkat satuan pendidikan dalam segala aspek. Mulai dari perbaikan metode pembelajaran, munculnya kepemimpinan belajar di kalangan guru dan kepala sekolah, dan meningkatnya keterlibatan orang tua dalam mengawal proses pembelajaran anak-anak mereka di sekolah.
“Perubahan yang paling banyak terjadi adalah perbaikan metode pembelajaran guru. Semakin banyak guru yang terpacu untuk melakukan refleksi, menganalisis masalah pembelajaran yang dihadapinya, dan menemukan metode yang tepat untuk membuat peserta didik lebih nyaman belajar. Metode pembelajaran guru sekarang menjadi semakin kaya dan beragam,” ujar Sri bangga.
BBPMP Provinsi Jawa Barat mengharapkan, setelah Kurikulum Merdeka ditetapkan sebagai kurikulum nasional melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, inovasi dan transformasi pembelajaran untuk peningkatan kualitas pendidikan di Jawa Barat bisa berlangsung lebih cepat dan lebih massif.
Sri menegaskan, Festival Kurikulum Merdeka merupakan wadah bagi para pendidik dan tenaga kependidikan di Jawa Barat. Ini menjadi momentum luar bisa untuk merekatkan dan mempersatukan. Bagi Sri, pendidikan di setiap daerah bisa jadi berbeda capaiannya. Meski begitu, tidak untuk dikompetisikan, melainkan untuk diberi dorongan.
“Kualitas pendidikan ini menjadi tanggung jawab kita semua. Mari kita bergerak bersama untuk melanjutkan kebijakan Merdeka Belajar. Kebijakan Merdeka Belajar pada prinsipnya untuk membantu satuan pendidikan untuk mendorong transformasi di satuan pendidikan. Maka sekali lagi, mari dengan niat ikhlas, dengan kolaborasi, komitmen untuk melanjutkan Merdeka Belajar,” tandas Sri.
Baca juga:
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Inovasi dan Transformasi Pembelajaran BBPMP Jawa Barat Dini Irawati menyatakan, Festival Kurikulum Merdeka ibarat musim panen inovasi dan transformasi pembelajaran yang dihasilkan Kurikulum Merdeka. Inovasi dan transfoemasi tersebut turut ditampilkan pada pembukaan Festival Kurikulum Merdeka dan dipamerkan pada Festival Pendidikan Jawa Barat di Sasana Budaya Ganesha.
“Kita perlu melihat hasil nyata Kurikulum Merdeka setelah dijalankan selama tiga tahun sejak 2022. Karena itu selama festival kita mendengarkan pengalaman langsung tentang kisah-kisah keberhasilan guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan mengawal pelaksanaan kurikulum merdeka di lapangan,” tambah Dini.