Rupiah Jumat Pagi Melemah ke Rp15.950 per Dolar AS, Siap-siap ke Rp16.000?
JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot melanjutkan pelemahan pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah melemah 0,23 persen atau 37 poin ke level Rp15.950 per dolar AS.
Pantauan VOI, pada pukul 08.33, rupiah terus bergerak melemah. Rupiah berada melemah 0,31 persen ke level Rp15.962 per dolar AS.
Meski demikian, ada nada optimis dari pendapat Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra. Ia mengatakan, berita baik dari China yang melaporkan tidak adanya kasus penularan baru di episentrum wabah di provinsi Hubei untuk hari kedua, ditambah dengan positifnya indeks saham AS kemarin, bisa menjadi sentimen positif untuk pasar keuangan hari ini.
"Indeks saham Australia, Korea dan Hongkong bergerak positif di awal perdagangan hari ini. Rupiah berpotensi turut menguat mengikuti sentimen positif pasar keuangan. Rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp15.500-16.000," ujar Ariston kepada VOI.
Pagi ini mata uang Asia bergerak beragam. Di mana, rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di kawasan Asia.
Setali tiga uang dengan rupiah adalah ringgit Malaysia dan dolar Singapura yang juga turun masing-masing 0,10 persen dan 0,09 persen.
Sementara itu, yen Jepang dan dolar Hong Kong juga melemah tipis masing-masing 0,09 persen dan 0,01 persen.
Won Korea Selatan berhasil menjadi mata uang dengan penguatan tertinggi di hari ini, setelah naik 2,17 persen terhadap the greenback. Posisinya diikuti oleh baht Thailand yang menguat 0,29 persen.
Sentimen dari pelonggaran kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia belum berpengaruh banyak pada pergerakan mata uang Garuda. Seperti diketahui, Kamis 19 Maret, BI memutuskan menurunkan suku bunga BI sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5 persen. Keputusan itu diambil dengan melihat kondisi ekonomi global akibat dampak virus corona.
BI juga menurunkan suku bunga deposit fasility turun 25 bps menjadi 3,75 persen dan suku bunga lending facility turun 25 bps menjadi 5,25 persen. Kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali dan langkah menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, sebagai kelanjutan dari stimulus dari stimulus kebijakan yang diumumkan pada bulan Januari, dan tanggal 2 Maret 2020, BI kembali memperkuat bauran kebijakan yang diarahkan untuk mendukung upaya mitigasi risiko penyebaran virus corona (COVID-19) menjaga stabilitas pasar keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui tujuh langkah.