Tunas Sawa Erma Group Terapkan Praktik secara Berkesinambungan

JAKARTA - PT Tunas Sawa Erma (TSE) terus berusaha untuk menjadi pionir perusahan perkebunan sawit di Papua dalam mengimplementasikan praktik-praktik keberlanjutan dalam mengelola kebun dan pabrik yang dimiliki.

TSE mengadopsi NDPE Policy tahun 2019, ESG Charter 2020, dan transformasi kebijakan dan implementasi pada tahun 2021 baik di Papua Selatan dan Maluku Utara.

Yayasan Hylobates Awara (Yahywa) selaku pendamping dari TSE Group dalam menjalankan proses transformasi melalui implementasi komitmen NDPE-nya sejak 2022, terus bahu membahu dengan TSE group agar proses transformasi yang dilakukan bisa menjawab dengan tuntas semua keraguan dari para pihak.

Yahywa memberikan pendampingan dan menyediakan instrumen penilaian yang tepat untuk mengukur sejauh mana level pencapaian TSE Group dalam mengimplementasikan semua kebijakan NDPE, Grievance Mechanism, Traceability Tracker dan Self Assesment Platform.

TSE Group telah menyelesaikan proses Self Assessment yang berbasis pada indikator-indikator No Deforestation, No Peat dan No Expolitation.

Agar memenuhi unsur obyektivitas, maka Self Assessment tersebut kemudian diverifikasi secara independen oleh pihak Akademisi yang terdiri dari 3 orang Profesor dari IPB dengan kapasitas keilmuan di bidang masing-masing yang mencakup NDPE requirement.

Selain itu, TSE Group juga melakukan Liability Assessment dan Recovery Plan sebagai tindak lanjut dari hasil verifikasi independen yang telah dirumuskan dalam action plan.

Hasil akhir dari Liability Assessment kemudian menjadi dasar bagi perusahaan untuk mengembangkan Recovery Plan.

Dalam rangka mengusung standar obyektifitas, Liability Assessment diverifikasi oleh Guru Besar Remote Sensing IPB agar studi tetap berjalan di ranah scientific dan tidak sekedar kajian ilmiah biasa. Recovery Plan juga diuji dan diverifikasi secara intensif oleh Akademisi IPB yang berkompeten dalam hal ini.

Saat ini, berbasis pada Recovery Plan yang telah dibuat dan diverikasi secara independen, TSE Group mencanangkan untuk membuat program konservasi dan sosial kemasyarakan yang memiliki Additionality Value dan bukan kegiatan reguler seperti CSR atau pengelolaan lingkungan yang umumnya dilakukan berdasarkan rekomendasi AMDAL.

Implementasi dari Recovery Plan bersifat beyond. Artinya TSE Group berusaha keras untuk memaksimalkan kontribusi, kompensasi dan remediasi sehingga mampu memberikan perubahan secara signifikan terhadap peningkatan keanekaragaman hayati, restorasi sempadan sungai, community empowering, dan kesejahteraan sosial bagi masyarakat di sekitar perusahaan.

Direktur TSE Group, Bapak Wicklief F. Leunufna atau akrab dipanggil Pak Luwy mengatakan, pihaknya sangat terbuka untuk menerima masukan dari pihak-pihak yang peduli dengan semangat perubahan yang sedang mereka jalankan.

"Pada prinsipnya TSE sangat memiliki komitmen kuat dalam menjalankan programnya dan melakukan perubahan termasuk untuk membuka komunikasi dengan banyak pihak baik NGO lokal, pemerintah daerah, dan pihak yang sama-sama berkomitmen untuk meningkatkan keberlanjutan industri sawit,” katanya.

Pria yang akrab disapa Luwy ini menambahkan, kegiatan NGO Forum yang diselenggarakan di Hotel Tentrem Yogyakarta tanggal 13 sampai 14 Mei 2024.

Di dalam forum penting tersebut hadir para buyer antara lain Sinarmas GAR, WILMAR, LDC, dan Musim Mas. Hadir pula lembaga-lambaga NGO seperti WRI, WWF, MONGABAY, dan YKAN.

"Mereka memberikan banyak apresiasi dan masukan atas apa yang telah dilakukan oleh TSE Group dalam menjalankan dan mengeksekusi kebijakan NDPE dan rencana program pemulihan baik di dalam dan di luar konsesi," pungkas Luwy.

Melalui NGO Forum tersebut buyer dan NGO memberikan feedback yang konstruktif kepada TSE Group.

Salah satunya adalah pentingnya TSE Group untuk lebih berani membangun komunikasi dan sharing information melalui success story kepada pihak yang lebih luas lagi, termasuk end buyer.

Supaya mereka bisa ikut mengakses perubahan dan transformasi yang sudah dilakukan oleh TSE Group.

NGO Forum merupakan kegiatan yang diinisasi oleh Yayasan Hylobates Awara (YAHYWA) yang merupakan partner dan pendamping dari TSE Group dalam implementasi NDPE, Liability Assessment, penyusunan Recovery Plan dan advis teknis yang terkait praktik-praktik keberlanjutan dalam mengelola perkebunan sawit.

Terakhir, TSE Group dan Yahywa memiliki harapan besar menjadi milestone yang berharga bagi perusahaan, serta bsia menjadi benchmark bahwa pengelolaan sawit di Indonesia dilakukan dengan memperhatikan praktik-praktik keberlanjutan secara serius dan konsisten.