Bulog Siap Serap Padi Program Makmur Pupuk Indonesia
JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa pihaknya siap bersinergi dalam menyerap padi dari Program Makmur yang dijalankan oleh PT Pupuk Indonesia guna memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP).
“Minggu lalu, kami sudah bertemu dengan Pak Dirut PIHC (Pupuk Indonesia Holding Company) (Rahmad Pribadi) dan bersepakat akan memperbaharui MoU dan kami Direksi Bulog sudah menyampaikan pada Direksi PIHC bahwa Bulog siap menjadi offtaker dari seluruh Program Makmur,” kata Bayu ketika meninjau langsung Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog di Karawang, Jawa Barat, dikutip dari Antara, Selasa 21 Mei.
Bayu menyampaikan hal tersebut merespon pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang ingin menggabungkan ekosistem pangan dan pupuk.
Bayu mengungkapkan bahwa sebelumnya pihaknya telah melakukan kerja sama dengan PT Pupuk Indonesia Holding Company hanya saja kerja sama tersebut tidak berjalan baik akibat unsur harga pembelian pemerintah (HPP).
“Memang Bulog sebenarnya sudah terlibat di dalam ekosistem pangan. Terutama dengan PIHC, pada waktu yang lalu sudah ada MoU, sudah ada segala, tetapi mungkin tidak selancar yang kita inginkan terutama karena unsur harga. Bulog terikat dengan HPP,” jelas Bayu.
Namun, Bayu menuturkan bahwa pihaknya telah bertemu kembali dengan Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi untuk memperbaharui MoU yang telah terjalin sebelumnya demi bisa menyerap padi dari Program Makmur.
“Jadi artinya seluruh (Program Makmur) beras di PIHC ada yang namanya agro solution beras itu akan kita offtake,” ucap Bayu.
Menurut Bayu jika sinergi dengan PT Pupuk Indonesia terjadi maka pihaknya dapat meningkatkan penyerapan beras dalam negeri secara sistematis bukan hanya dari sisi Public Service Obligation (PSO) tetapi juga secara komersial.
Bulog, lanjut Bayu, akan memadukan pembelian PSO dan komersialnya sehingga dengan demikian jika harga gabah di tingkat petani lebih tinggi dari pada HPP, maka masih bisa dijual ke Bulog, dan Bulog juga bisa membeli dengan menggunakan kriteria harga komersial.
“Jadi ke depan mudah-mudahan Bulog akan terlibat secara penuh. Dengan demikian target Bulog dan PIHC sama, bahwa akan memastikan terjadi peningkatan produktivitas. Dan yang kedua harapannya Bulog bisa melakukan pengadaan dalam negeri secara lebih sistematis, karena kita ngikutin dari tanam, kemudian sampai panen,” kata Bayu.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan rancangan blue print BUMN hingga tahun 2034, yang mencakup rencana integrasi di antaranya penyatuan sektor pangan dan pupuk.
“Kami punya blue print BUMN sampai tahun 2034, yaitu 10 tahun ke depan salah satunya memperkuat ekosistem. Seperti contoh sekarang pupuk dengan pangan kita terpisah, ke depan kita akan jadikan satu ekosistem,” kata Erick dalam Family Gathering Kementerian BUMN di di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Minggu (5/5).
Integrasi antara sektor pupuk dan pangan dianggap penting karena keduanya merupakan bagian dari satu ekosistem yang saling terkait. Namun, saat ini keduanya masih terpisah dan perlu digabungkan agar dapat berjalan secara lebih efisien.
“Pupuk dan pangan karena ini ekosistem. Tidak mungkin kita bicara pangan tanpa pupuk misalnya. Ini masih terpisah,” tutur Erick.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan Program "Mari Kita Majukan Usaha Rakyat" (Makmur) telah membantu sebanyak 107.642 petani sepanjang 2023, demi mewujudkan ketahanan pangan nasional.
BACA JUGA:
Program Makmur merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian BUMN pada Agustus 2021. Program tersebut merupakan inisiatif Pupuk Indonesia sebagai upaya solusi pertanian dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.
Program Makmur berusaha menciptakan ekosistem pertanian komprehensif yang didukung oleh beberapa BUMN seperti ID Food, Himbara, BUMN asuransi dan lain sebagainya. Mulai dari penyediaan dana atau modal usaha yang bersinergi dengan lembaga perbankan, jaminan asuransi, ketersediaan pupuk, kawalan pengendalian hama, hingga offtaker.
Program tersebut juga memberikan jaminan produktivitas dan kesejahteraan bagi petani. Selain itu juga menjadi komitmen untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Program Makmur berbentuk pengawalan dan pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian yang didukung teknologi.