Fakta Menarik Kaledonia Baru: Nyaris Ditinggali Keturunan Suku Jawa Semua
YOGYAKARTA - Siapa sangka kalau Kaledonia Baru ternyata banyak ditinggali oleh keturunan Jawa? Kok bisa? Yuk Simak fakta menarik Kaledonia Baru di sini!
Pasalnya ada sekitar 4.000 warga negara keturunan Indonesia tinggal dan menetap di Kaledonia Baru, khususnya suku Jawa. Hal itu disampaikan Ema Noviana Triningsih, Konsul Sosbud KJRI Noumea dalam wawancara Program Ranah Diplomasi di beberapa media, Selasa (14/5/2024).
"Berdasarkan sensus tahun 2021, keturunan Indonesia di Kaledonia Baru mencapai lebih dari 4000 orang yang merupakan 1,4 persen dari total penduduk Kaledonia Baru," ujar Konsul Ema Noviana.
Fakta Menarik Kaledonia Baru
Dilansir dari wawancara RRI yang berdurasi 20 menit tersebut, ada beberapa fakta unik warga keturunan Indonesia di Kaledonia Baru. Mula-mula, suku Jawa ataupun keturunan Indonesia yang tinggal saat ini ialah generasi kedua yang sudah berasimilasi dengan bangsa lain.
"Orang Jawa pertama Kali tiba ke Kaledonia Baru tahun 1896 sehingga pada saat ini sudah tidak terdapat lagi generasi pertama. Generasi selanjutnya sebagian menikah dengan orang Jawa lagi namun banyak pula yang menikah dengan bangsa lain," imbuh Konsul Ema Noviana.
Konsul Ema Noviana lebih lanjut menarangkan kalau 4.000-an masyarakat Jawa di Kaledonia Baru saat ini tidak seluruhnya berdarah Jawa. Tidak hanya orang Jawa keturunan yang disebut Niaouli, banyak terdapat pula Orang Indonesia luar Jawa yang tiba pada masa-masa setelah kemerdekaan Indonesia. Pada umumnya mereka lahir di Indonesia serta sebagian besar masih jadi WNI.
Kedua, kebanyakan masyarakat Kaledonia Baru keturunan Jawa masih bertutur memakai bahasa Jawa ngoko, walaupun sebagian yang lain sudah tidak dapat berbahasa Jawa.
"Masyarakat keturunan Indonesia ini pada umumnya masih menguasai bahasa Jawa ngoko namun sebagian sudah tidak berbahasa jawa sama sekali. Kesusahan mempertahankan bahasa Jawa bisa dimengerti sebab anak-anak semua bersekolah di sekolah Prancis yang mengharuskan muridnya buat berbahasa Prancis baik di rumah ataupun di sekolah," imbuh Konsul Ema Noviana.
Ketiga, menurut Konsul Ema, masyarakat Jawa di Kaledonia Baru masih mempraktekkan budaya Jawa era dahulu yang di Jawa sendiri sudah jarang dipraktekkan." Semacam tradisi sesaji pindah rumah ataupun sesaji menjelang Lebaran, tradisi lebaran ini masih dilaksanakan oleh sebagian sesepuh meski mereka sendiri tidak melakukan ibadah agama Islam, apalagi sudah berpindah agama. Tradisi halal bihalal pula masih dilaksanakan baik oleh Muslim maupun yang beragama lain," Urai Konsul Ema.
Keempat, masyarakat keturunan Indonesia di Kaledonia Baru memiliki identitas kebudayaan Jawa yang tercampur budaya lokal Kaledonia Baru.
"Masyarakat di sini pula sangat menghargai kesenian Indonesia nampak dengan banyaknya permintaan buat tampil. Orang Jawa di Kaledonia Baru alami pengaruh budaya lokal yang berbeda daripada orang Jawa di tempat lain, Mereka mencampurkan elemen-elemen budaya Jawa dengan budaya lokal Kaledonia Baru, menciptakan identitas unik yang mencerminkan pengalaman mereka selaku diaspora Jawa di tempat baru," tambah konsul Ema.
Ema menyebut, asimilasi budaya Jawa serta Kaledonia Baru juga nampak misalnya dalam bahasa.
"Dari segi linguistik, orang Jawa pula sudah menggabungkan bahasa Jawa dengan Prancis. Misalnya dalam suatu kalimat alih-alih berkata“ kuehnya dipotong ”mereka bisa jadi bilang“ gateau-nya di-coupé”, Konsul Ema mencontohkan.
Baca juga:
- 5 Manfaat Air Kelapa, Baik bagi Tubuh Asal Enggak Dikonsumsi Berlebihan
- Berapa Banyak Squat untuk Mendapatkan Bokong Kencang? Ini Penjelasan dan Variasinya
- Tanda Kuku Tidak Sehat: Jangan Dianggap Remeh Kalau Tak Ingin Menyesal Nantinya!
- Ortu Harus Tahu, Posisi yang Keliru saat Menggendong Anak Bisa Merusak Postur
Kelima, menurut Konsul Ema, masyarakat keturunan Jawa terbiasa mengadakan perayaan buat memeringati kedatangan leluhur mereka dengan bermacam penampilan kesenian serta masakan khas Indonesia.
"Ada perkumpulan perkumpulan masyarakat keturunan Indonesia, ada yang berdasarkan agama, terdapat pula yang berdasarkan kegiatan olahraga serta sosial budaya serta seluruhnya tergabung dalam Persatuan Masyarakat Indonesia serta Keturunannya(PMIK)", jelas Konsul Ema.
Keenam, keturunan Orang Indonesia di Kaledonia Baru memiliki ikatan yang erat dengan keluarga besar mereka di tanah Jawa.
"Mereka masih kerap berkunjung ke Jawa, apalagi dari kunjungan tersebut tidak jarang mereka mengajak lagi keluarga dari Jawa buat bekerja di Kaledonia Baru ataupun bahkan menemukan jodoh dari Jawa" pungkasnya.
Selain itu baca juga: “Diaspora Indonesia Peringati 128 Tahun Migrasi Orang Jawa ke Kaledonia Baru”.
Jadi setelah mengetahui fakta menarik Kaledonia Baru, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!